Telah bersabda baginda rasul Muhamad shallahu alaihi wa sallama.
Thalabul ilmi faridhatun ala kulli muslimin wa muslimatin.
Artinya: Belajar adalah kewajiban bagi muslim dan muslimat.
Isu keadilan perempuan (gender) sebagai bagian
dari keberlangsungan demokrasi masih menjadi
wacana yang banyak dipertimbangkan berbagai
kalangan, dari semenjak munculnya sebagai
sebuah gerakan hingga saat ini. Mulai dari teori
psikoanalisa-nya Freud, hingga teori-teori yang
khusus menyoroti kedudukan perempuan dalam
masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan atau
mendidik berarti menuntun tumbuhnya budi
pekerti dalam hidup anak didik, supaya mereka
kelak menjadi manusia yang berpribadi, yang
beradab dan susila. Selain itu, bapak pendidikan
Indonesia ini juga mengajarkan bahwa adab atau
keluhuran budi manusia itu menunjukkan sifat
batinnya manusia, sedang kesusilaan atau
kehalusan itu menunjukkan sifat hidup lahirnya
manusia yang serba halus dan indah.
Membahas masalah pentingnya pendidikan, saya
pernah membaca artikel kisah mengenai seorang
gadis pakistan yang tertembak di kepala saat
sedang memperjuangkan pendidikan. Remaja
berusia 15 tahun yang bernama Malala Yousafzai
hampir kehilangan nyawanya setelah ditembak
oleh pria bersenjata Taliban setelah menulis di
sebuah blog mengenai pentingnya pendidikan
bagi perempuan.
Malala tidak menyerah, selama masa pemulihan
di rumah sakit, dia tetap aktif membaca dan
berterima kasih atas perhatian warga dunia pada
perjuangannya. Mari simak kegigihan gadis
muda yang pemberani dan penuh inspirasi ini.
Tanggal 9 Oktober menjadi hari yang suram bagi
Malala, seorang pria menembak kepala dan
memukulinya. Kondisi yang sangat kritis itu
membuat Malala diterbangkan ke Inggris untuk
menjalani pengobatan di Birmingham Queen
Elizabeth Hospital. Gadis remaja ini hampir
kehilangan nyawa karena peluru yang
ditembakkan nyaris mengenai otaknya, bagian
yang sangat vital.
Sebelum penembakan terjadi, Malala ada di van
sekolahnya di pinggir kota Mingora, kemudian
beberapa orang bersenjata menghentikan
kendaraan itu. Orang-orang bersenjata itu
meminta gadis lain mengidentifikasi Malala, yang
pada awal 2009 telah menulis sebuah blog tanpa
nama tentang kehidupan di bawah Taliban. Blog
itu juga menceritakan larangan sekolah bagi
semua perempuan di daerah tersebut.
Keberanian gadis muda ini menuai pujian, tidak
hanya perjuangan untuk bertahan hidup, tetapi
juga keberanian Malala dalam menyerukan hak-
hak perempuan dan anak perempuan di Pakistan.
Ribuan hadiah dan kartu ucapan yang dia terima
sejak tiba di Birmingham pada tanggal 15
Oktober rasanya tidak cukup.
Kisah perjuangan mengharukan yang
diperjuangkan oleh Malala sejatinya diikuti oleh
seluruh remaja di tanah air. Semoga kita
terinspirasi untuk terus memperjuangkan
pendidikan di negeri pertiwi dan melahirkan para
intelektual yang berkualitas serta mereka juga
nantinya yang akan menginspirasi remaja-
remaja lainnya.
Lebih Menarik Lagi: