Kedekatan Bung karno dengan ulama Banjar | Blog Legenda Tauhid

Kedekatan Bung karno dengan ulama Banjar


12.11 |

Habib Alwi Barabai dan Presiden Soekarno
Presiden pertama RI Soekarno menjabat erat
tangan Habib Alwi bin Abdullah Al-Habsyi.
Soekarno tak berusaha cepat-cepat melepaskan
genggamannya kepada sesepuh masyarakat
Barabai itu. Obrolan ringan pun terjadi antara
kedua tokoh yang sama-sama memiliki kharisma
ini.
“Presiden Soekarno lawas maingkuti (lama
memegang, red) tangan Habib Alwi,” ujar Syarifah
Syehun, 80 tahun, putri Habib Alwi, mengenang
kembali peristiwa penuh makna bagi warga
Barabai yang berlangsung di Balai Rakyat,
Barabai tahun 1953 itu.
Soekarno ketika itu datang ke Kalimantan Selatan
dalam suatu kunjungan kenegaraan. Masyarakat
Barabai sepakat menunjuk Habib Alwi, seorang
yang pernah menjabat Kapten Arab (Kaptein der
Arabieren) di Banjarmasin, untuk mewakili mereka
menyambut Bung Karno.
Mengetahui bahwa yang akan datang ke Barabai
adalah seorang Kepala Negara, warga masyarakat
Kampung Kamasan yang terkenal sebagai perajin
logam mulia emas sepakat membuat kenangan-
kenangan kepada Bapak Bangsa. Mereka secara
khusus membuat persembahan kerajinan
(souvenir) berwujud tugu pahlawan dari emas.
Souvenir itu miniatur dari bangunan tugu yang
menghiasi alun-alun kota Barabai.
“Habib Alwi yang tukang julung (yang
menyerahkan, red),” kata Syarifah Syehun. Entah
mengapa mereka menunjuk Habib Alwi sebagai
wakil mereka. Padahal saat itu hadir lengkap
orang-orang besar para petinggi daerah Hulu
Sungai. Mungkin warga Barabai menilai hanya
Habib Alwi yang pantas berdiri berhadapan
dengan Soekarno.
Waktu berjabat tangan dan berhadap-hadapan
muka itulah mengalir percakapan antara mereka
berdua:
“Siapa nama Pak Haji,” ujar Presiden Soekarno.
“Saya Sayid Alwi,” jawab Habib Alwi.
“Pak Sayid orang Arab?”
“Ya, saya orang Arab, lahir di Hadramaut.”
“Mengapa orang Arab mau membantu perjuangan
orang Indonesia?”
“Saya muslim, dia juga juga orang muslim. Jadi
wajib membantu. Ihkwanul muslimin
(persaudaraan sesama orang Islam).
“Kenapa Ibu (Fatmawati) tidak dibawa,” Habib
Alwi yang gantian bertanya.
“Baru bersalin, baru melahirkan,” jawab Soekarno.
(Ibu Negara Fatmawati tidak bisa mendampingi
kunjungan kenegaraan Bung Karno ke Kalimantan
Selatan karena baru melahirkan Guruh
Soekarnoputra).
“Nanti Tuan datang ke Jakarta. Saya tunggu,”
lanjut Soekarno.
“Ya, nanti saya ke Batavia.” (Seorang wedana di
Hulu Sungai membisiki Habib Alwi yang benar
adalah Jakarta)
“Bukan, sekarang Jakarta,” kata Soekarno.
“Yakarta,” ujar Habib Alwi mengoreksi ucapannya.
(Habib Alwi menyebut J dengan lafal Y).
Hingga Habib Alwi meninggal dunia tahun 1967,
ia tak memenuhi undangan pribadi Presiden
pertama RI itu.


Lebih Menarik Lagi:


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar