A. Domain Factors
1. Umur Domain; Pada sebuah video yang dirilis oleh Matt Cutts (head spam of Google) disebutkan bahwa usia domain berpengaruh dalam penentuan ranking website di Google, tapi pengaruhnya tidak terlalu besar.“The difference between a domain that’s six months old verses one year old is really not that big at all.” ~ Matt Cutts
Buka Spoiler »
2. Kata Kunci Muncul di Top Level Domain;
Pengaruhnya tidak terlalu besar seperti yang terjadi pada SEO di masa
lalu, namun keywords di dalam domain akan memberikan sinyal bahwa sebuah
domain relevan dengan kata kunci tersebut. Saat ini masih banyak yang
menggunakan keywords dalam domain mereka.
Artikel terkait: Tips Memilih Domain Yang Baik Untuk Situs Anda
3. Kata Kunci Berada Pada Kata Pertama Dalam Domain; Seperti yang pernah disebutkan dalam artikel SEO MOZ,
domain yang memuat kata kunci pada kata pertama dalam domain memiliki
keunggulan dari sisi SEO dibandingkan dengan domain yang tidak terdapat
kata kunci pada root domainnya atau meletakkan keyword di tengah/ akhir
domain.
4. Rentang Pendaftaran Domain di Registrar;
Biasanya domain yang punya value akan didaftarkan dalam rentang waktu
yang cukup panjang, misalnya 3 – 5 tahun sekaligus. Tidak seperti domain
untuk website doorway yang biasanya didaftarkan tidak lebih dari satu
tahun saja.
“Valuable (legitimate) domains are often
paid for several years in advance, while doorway (illegitimate) domains
rarely are used for more than a year. Therefore, the date when a domain
expires in the future can be used as a factor in predicting the
legitimacy of a domain”. ~ Google’s Patent
5. Kata Kunci Pada Nama Subdomain;
Berdasarkan Moz panel, kata kunci yang terdapat pada subdomain akan
berpengaruh pada SEO sebuah website, misalnya subdomain
keyword.maxmanroec.com.
6. Sejarah Kepemilikan Domain;
Sejarah kepemilikan sebuah domain bisa berpengaruh pada SEO. Beberapa
situs untuk mengecek kepemilikan situs, seperti Who.is akan memberikan
informasi kepemilikan sebuah domain ke Google dan Google bisa saja
me-reset history atau sejarah domain tersebut, misalnya meniadakan
backlink yang pernah merujuk ke domain tersebut.
7. Exact Match Domain (EMD);
Beberapa waktu yang lalu pihak Google memberikan penalty pada situs
dengan domain EMD, namun ini hanya berlaku pada situs yang kualitasnya
buruk. Jika Anda membangun website yang berkualitas baik dengan konten
yang bermanfaat, EMD tetap akan memberikan keuntungan dari sisi SEO.
8. Private vs Public WhoIs;
WhoIs yang disetting Private adalah sebuah indikasi bahwa ada sesuatu
yang “disembunyikan”. Menurut Matt Cutts mengaktifkan private WhoIs
tidak otomatis berakibat buruk pada website. Tapi ini bisa berpengaruh
pada ‘Trust’ customer ataupun search engine sendiri pada sebuah website.
“…When I checked the whois on them, they
all had “whois privacy protection service” on them. That’s relatively
unusual. …Having whois privacy turned on isn’t automatically bad, but
once you get several of these factors all together, you’re often talking
about a very different type of webmaster than the fellow who just has a
single site or so.” ~ Matt Cutts
9. Nama Pemilik Domain Terkena Penalty:
Google bisa mengetahui nama pemilik sebuah website dengan bantuan WhoIs
(atau mungkin dengan software mereka sendiri). Nah jika Google
mengidentifikasi seseorang adalah SPAMMER, ini bisa mengakibatkan nama
pemilik domain tersebut terkena penalty, tentunya setelah Google
melakukan penelitian pada beberapa domain yang dimiliki oleh nama
tersebut.
10. Country TLD Extension;
Memiliki domain dengan ekstensi negara tertentu, misalnya .co.id, .us,
.it, akan membantu meningkatkan ranking website tersebut di negara
tertentu, tapi akan membatasi kemampuan website tersebut untuk ranking
secara global.
B. Page-Level Factor
11. Kata Kunci di Title Tag;
Selain konten, Title Tag atau judul halaman website adalah salah satu
hal yang sangat penting dalam SEO. Title tag bisa berpengaruh besar pada
kekuatan SEO sebuah halaman website.
12. Titel Tag dimulai dengan Kata Kunci; Menurut data yang ditunjukkan oleh Moz,
Title Tag yang dimulai dengan kata kunci yang dibidik cenderung
memberikan hasil lebih baik daripada judul dengan kata kunci di akhir
Title Tag.
13. Kata kunci dalam Tag Description;
Deskripsi halaman website yang mengandung kata kunci adalah relevansi
lain yang perlu kita perhatikan. Memang tidak terlalu banyak memberikan
pengaruh, tapi akan membuat perbedaan yang lebih baik.
14. Penambahan Kata kunci pada H1 Tag:
tag H1 adalah “Title tag kedua” yang akan membantu memberikan sinyal
kepada Google bahwa sebuah halaman website relevan dengan topik
tertentu, baca studi korelasinya di sini.
15. Kata Kunci Digunakan dalam Dokumen:
Menambahkan kata kunci pada setiap dokumen di dalam halaman website
juga akan memberikan sinyal bahwa dokumen tersebut relevan dengan
keywords tertentu. Misalnya menambahkan kata kunci pada gambar atau file
Pdf di dalam halaman website.
16. Konten yang Panjang;
Artikel konten dengan jumlah kata yang lebih banyak dan luas lebih
disarankan dibandingkan dengan artikel dangkal yang pendek. Menurut SERPIQ, konten yang panjang dan dalam lebih diuntungkan dalam SERP Google.
17. Kerapatan Keywords;
Kerapatan kata kunci masih diperhitungkan oleh Google dalam menentukan
relevansi sebuah halaman terhadap sebuah topik. Namun jangan
menggunakannya berlebihan karena justru bisa merusak SEO halaman website
Anda.
18. Laten Semantic Indexing Keywords dalam Konten (LSI);
Hingga saat ini LSI keywords masih punya peranan dalam SEO. LSI
keywords membantu search engine dalam mengenali keywords yang memiliki
makna lebih dari satu, misalnya buah Apple vs perusahaan Apple.
19. LSI Keyword dalam Title dan Description Tags;
Sama halnya seperti pada konten halaman Web, LSI keyword pada Title dan
Description Tags bisa membantu Google membedakan keywords yang memiliki
sinonim. Ini juga bertindak sebagai sinyal relevansi.
20. Kecepatan Loading Halaman Web via HTML; Mesin pencari Google dan Bing
menggunakan kecepatan loading halaman website sebagai salah satu faktor
penentuan peringkat sebuah halaman. Spider mesin pencari dapat
mengestimasi berapa kecepatan sebuah website berdasarkan kode halaman
website dan juga besar file di website tersebut.
21. Duplikat Konten; Konten yang identik atau hanya dimodifikasi sedikit saja bisa memberikan dampak negatif pada sebuah website di mesin pencari.
22. Rel = Canonical:
Gunakan tag ini dengan cara yang benar. Penggunaan tag ini akan membantu
mencegah Google menganggap ada duplikat konten pada sebuah website.
Baca lebih lanjut di SINI.
23 Kecepatan Halaman di Chrome;
Google juga bisa menggunakan data dari para pengguna browser Google
Chrome untuk mendapatkan data tentang kecepatan loading sebuah website,
penggunaan CDN, dan kecepatan web yang terkait dengan non HTML lainnya.
24. Optimasi Gambar;
Dengan menambahkan keyword pada Alt, judul, deskripsi pada gambar, maka
ini akan mengirim sinyal ke mesin pencari bahwa gambar tersebut relevan
untuk kata kunci tertentu.
25. Recency of Content Updates; Update
Google Caffein menyukai konten yang selalu uptodate, terutama untuk
konten berita yang terbaru dan banyak dicari. Google biasanya
menampilkan tanggal update terakhir pada sebuah halaman website
tertentu.
26. Besaran Update Konten;
Besarnya suntingan dan perubahan pada sebuah halaman website merupakan
salah satu faktor penting. Menambahkan atau menghapus bagian tertentu
dari halaman website lebih berpengaruh ketimbang hanya mengganti
beberapa kata atau kalimat saja.
27. History Update Halaman:
Google juga mempertimbangkan kesegaran konten dalam sebuah website.
Seberapa sering website tersebut diupdate dari waktu ke waktu, apakah
setiap hari, minggu, bulan, atau setiap tahun?
28. Keyword Prominence;
Menambahkan kata kunci pada 100 kata pertama di awal paragraf akan
menjadi sinyal kuat bahwa konten tersebut relevan dengan topik tertentu.
29. Kata kunci dalam H2 & H3;
Memasukkan kata kunci yang relevan pada subheading H2 atau H3 bisa
menjadi sinyal tambahan bahwa konten relevan untuk topik tertentu.
30. Keyword Word Order;
Pencarian dengan kata kunci exacth match yang terdapat di dalam konten
biasanya lebih baik dibanding menggunakan kata kunci yang agak berbeda.
Misalnya user mengetikkan kata kunci “Strategi jitu membangun backlink”,
halaman web yang teroptimasi dengan kata kunci “Strategi jitu membangun
backlink” akan lebih baik rankingnya dibandingkan dengan halaman yang
teroptimasi dengan keyword “Membangun backlink dengan strategi jitu”.
Itulah sebabnya mengapa riset kata kunci sangat penting.
31. Kualitas Outbound link: Memberikan link ke Authority site yang topiknya relevan dianggap dapat meningkatkan trust Google kepada sebuah website.
32. Outbound link Theme;
Menurut Moz, mesin pencari seperti Google bisa menganggap website Anda
relevan dengan website yang Anda berikan link. Misalnya, website Anda
tentang internet marketing lalu memberikan link ke website yang isinya
tentang furniture, ini bisa saja memberikan sinyal ke Google bahwa
website Anda tentang Furnitur bukan tentan internet marketing.
33. Grammar & Spelling;
Tata bahasa dan ejaan ternyata juga masuk dalam perhitungan dalam
penentuan ranking di Google. Sebaiknya gunakan selalu tata bahasa dan
ejaan yang baku untu konten website Anda.
34. Konten Sindikasi;
Apakah konten di blog/ website Anda unik/ original? Jika konten Anda
berasal dari hasil scraping atau disalin dari halaman website lain yang
sudah terindeks di Google, bisa dipastikan konten Anda tidak akan
mendapatkan posisi yang baik di mesin pencari.
35. Konten Tambahan yanng Bermanfaat;
Menurut Google Rater Guidelines, konten tambahan yang bermanfaat
merupakan indikator kualitas sebuah halaman website. Misalnya tools
pengkonversi mata uang, kalkulator bunga kredit dan resep yang
interaktif.
36. Jumlah Outbound Link:
Terlalu banyak OBL dengan rel dofollow bisa mengakibatkan ‘KEBOCORAN’
Page Rank, dan ini bisa merusak posisi halaman website di SERP Google.
37. Multimedia; Menambahkan gambar, video dan elemen multimedia lainnya bisa menambah kualitas konten.
38. Jumlah Internal Link ke Halaman Tertentu;
Jumlah internal links ke salah satu halaman di dalam website Anda
menunjukkan bahwa halaman itu penting dan masih berhubungan topiknya.
39. Kualitas Internal Link Menuju Halaman Tertentu:
Internal link dari halaman yang memiliki otoritas pada sebuah domain
memiliki efek lebih kuat dari halaman tanpa atau PR rendah.
Artikel terkait: Apa Fungsi Internal Linking di Dalam Website/ Blog?
40. Broken Link: Jangan
biarkan ada broken link di website Anda. Terlalu banyak broken link
adalah salah satu tanda bahwa website tersebut diabaikan. Google Rater
Guidelines Document menggunakan broken link sebagai salah satu indikator
dalam menilai kualitas sebuah website.
41. Reading Level;
Google bisa memperkirakan tingkat kemudahan membaca sebuah konten dalam
halaman website. Tapi masih banyak perdebatan tentang apa yang mereka
lakukan pada informasi tersebut.
Beberapa orang mengatakan konten yang
mudah dibaca visitor (basic level) bisa membantu SEO karena lebih
menarik dibaca. Menurut Linchpin SEO, reading level salah satu faktor
yang membedakan antara web berkualitas dengan pabrik konten.
42. Link Afiliasi:
Memasukkan link Afiliasi di halaman website tidak akan menyakiti
peringkat website Anda di SERP. Jika link Affiliasi agak banyak di dalam
website, algoritma Google mungkin akan memperhatikan kualitas website
Anda dari sisi yang lain untuk memastikan bahwa website Anda bukanlah
situs abal-abal.
43. Kesalahan HTML / validasi W3C;
Banyaknya kesalah HTML atau coding yang ceroboh merupakan tanda bahwa
kualitas website tersebut tidak diperhatikan. Walaupun masih pro dan
kontra, banyak pelaku SEO yang mengatakan bahwa validasi W3C merupakan
salah satu sinyal penting dalam SEO.
44. Domain Authority Website;
Halaman website yang memiliki domain authority yang tinggi akan
mendapat prioritas di SERP Google dibandingkan dengan website yang
domain authority nya rendah.
45. PageRank website; Walaupun
bukan acuan, tapi umumnya halaman website yang memiliki PR tinggi
cenderung mendapatkan ranking yang lebih baik di SERP Google dibanding
halaman website yang PR nya rendah.
46. Panjang URL Halaman Website; Menurut catatan di Search Engine Journal, website dengan URL yang panjang kurang baik rankingnya di mesin pencari.
47. URL Path; Halaman posts atau pages yang dekat ke homepage cenderung mendapatkan peningkatan otoritas.
48. Human Editors;
Meskipun belum ada konfirmasi dari Google mengenai hal ini, pihak Google
sudah mengajukan paten untuk sebuah sistem yang memungkinan Human
Editors mempengaruhi SERP Google.
49. Halaman Kategori;
Halaman kategori adalah salah satu sinyal relevansi antar konten.
Halaman yang menjadi bagian dari kategori terkait akan mendapatkan
peningkatan relevansi dibandingkan dengan halaman lain yang berada pada
kategori yang tidak berhubungan atau kurang terkait.
Baca juga: Strategi Dalam Membangun Backlinks Untuk Website / Blog
50. WordPress Tags: Tag adalah sinyal relevansi pada website WordPress yang lebih spesifik. Menurut Yoast.com,
satu-satunya cara meningkatkan SEO website Anda adalah dengan
menghubungkan satu konten dengan konten lain, dan lebih khusus lagi
sekelompok posting yang masih terkait satu sama lain yang dibuat dalam
tags (menandai).
writter : https://www.maxmanroe.com
Lebih Menarik Lagi: