Dialog puisi dengan sahabatku Moch Gazali,( Beliau ini terlahir dari bumi sakera dan di sajikan untuk anak - anak gunung Bamega ). ini terjadi ba'da maghrib, di selimuti oleh butiran kebeningan membasahi bumi,. tepat di perut bumi halimunan. Ini dia dialog nya.
Moch Gazali : Aduhaaaaii...Alam yang kau ciptakan sempurna dengan segala isinya adalah sesaji untuk makhlukmu yang bernama manusia. Tapi mengapa masih banyak anak negeri ini yang ringkih nasipnya, di bentur - bentur ke sudut-sudut kefakiran, sebab waktu telah memberi tanda bahwa yang berlebih masih haus dengan kekurangan, untuk terus menimpun kekayaan, mereka sulit berbagi kepada saudaranya yang menggigil.
Andrias bukaleng : Tak ada, tak ada
Yaa, tak ada yang salah, awal akhir sempurna,
Isi semesta nan nista,
Murka jadi cita-cita
Dupa - dupa sajian utama
Dewa - dewa di puja - puja
Soal agama kedua
Syahwat begelora
Para ambiya di lupa
Para ulama tak utama
Berakibat nestapa
Mari berdoa saja
Moch Gazali : Ternyata tak hanya rahim Ponpes Al Amin yang melahirkan para penyair. Papua pun ada. Terus lah merekam tanda-tanda alam untuk dipilin menjadi kata-kata puitis. Disana ada makna hidup yang tersimpan. Ayo bikin bikin bikin dan bikin puisi cinta pada negeri, pada hamba dan pada sang pencipta.
Andrias bukaleng : Hahahaha....hahahahah...hahahahaha... Seniman, budayawan dan para sufi jalanan seperti saya ini adalah anak waktu. Detak jarum jam dan guliran masa tak lebih dari sekali hembusan nafasku. Dunia tak lebih dari bola mataku. Lautan tak dalam daripada rongga mulutku. Ujung langit tak jauh dari ujung rambutku. Akhirat tak sempurna tanpa diriku.
Lebih Menarik Lagi: