Merebutkan Allah | Blog Legenda Tauhid

Thursday,March 13,2025

Merebutkan Allah


04.44 |

Sejarah memberikan catatan kepada kita bahwa
pertumpahan darah yang paling banyak terjadi di
dunia disebabkan karena memperebutkan Tuhan,
Agama dan Kebenaran. Keyakinan kuat atau
fanatisme terhadap agama satu sisi memberikan
hal yang positif, membuat manusia mengikuti
aturan sehingga dengan keteraturan itu
menyebabkan hubungan manusia dengan manusia
menjadi harmonis begitu juga hubungan manusia
dengan alam. Di sisi lain, ketaatan dalam agama
tanpa di iringi semangat toleransi dan
pengetahuan yang mendalam terhadap agamanya
dan agama lain akan memberikan ruang
kebencian yang ketika dijadikan alat politik oleh
sekompok orang akan menjadi racun berbahaya
dalam masyarakat.
Pertumpahan darah, hilangnya jutaan nyawa dan
harta benda yang timbul dari fanatisme agama
hampir semua bermuara kepada politik baik
permusuhan antara agama maupun permusuhan
di dalam penganut agama yang sama. 3 Karya
Karen Amstrong Holy War : The Crussade and
Their Impact on Today’s world, The Battle for
God : A history of Fundamentalism dan A History
of God: The 4.000-Year Quest of Judaism,
Christianity and Islam memberikan gambaran
kepada kita bahwa pertumpahan darah bagi
penganut agama sejarahnya setua sejarah
manusia itu sendiri.
Mungkin di dunia ini hanya Karen Amstrong yang
berani dan terpikir untuk menulis sejarah Tuhan,
sosok yang Tak Tersentuh, sesuatu yang Tak
Terfikirkan. Saya pertama sekali membaca buku A
History of God tahun 2000, disaat saya sedang
dimabuk Tasawuf dan yang membuat saya
tertarik untuk membacanya karena judulnya yang
menggoda. Buku Karen Amstrong tentang sejarah
Nabi Muhammad juga sangat enak dibaca,
berbeda dengan karya-karya sejenis yang sudah
pernah di tulis.
Setiap pemeluk agama manapun meyakini bahwa
Tuhan itu milik mereka dan manusia diluar
agama mereka tidak mendapat tempat di sisi
Tuhan. Satu sisi keyakinan itu diperlukan agar
manusia semangat dalam beribadah namun disisi
lain terkadang memberikan efek buruk bagi
pemeluknya dengan memaksa orang-orang diluar
agamanya untuk mengakui Tuhan yang
disembahnya. Melakukan tindakan pemaksaan
kepada orang diluar agamanya seolah-olah dia
telah mendapat mandat langsung dari Tuhan
merupakan efek dari yang saya sebutkan di atas.
Di dalam Islam sendiri, kemudian muncul
kelompok-kelompok fanatik yang dari gaya
mereka bertindak seolah-olah seluruh
tindakannya sudah disetujui Tuhan. Membakar
rumah ibadah agama lain, membunuh tokoh
agama dan tindakan-tindakan tercela lain yang
dibungkus dengan istilah keren berbau agama,
yaitu Nahi Mungkar. Tindakan Lebay ini bukan
hanya di dalam Islam, tapi juga dalam agama lain
karena setiap agama mempunyai kelompok garis
keras yang memahami agama dengan kaku. Jadi
bukan karena agamanya tapi karena penganut
agama tersebut yang memahami agama secara
keliru.
Memaksakan agama yang kita yakini kepada
orang yang berbeda agama bukan hanya tidak
alamiah tapi juga bertentangan dengan konsep
Tuhan yang universal dan Esa yang kita yakini.
Disinilah letak rancu pemahaman kita terhadap
Tuhan, satu sisi kita meyakini bahwa diseluruh
jagad raya hanya ada satu Tuhan, tapi disisi lain
kita memberika ruang seolah-olah ada Tuhan lain
yang harus dimusnahkan agar orang-orang yang
menyembah Tuhan lain tersebut tunduk kepada
Tuhan kita.


Lebih Menarik Lagi:

Related Posts



Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar