Mukallaf | Blog Legenda Tauhid

Sunday,May 25,2025

Mukallaf


07.55 |

Setiap orang muslim dan muslimat yang mukallaf wajib ber-amal berdasarkan syariat. Diantara perhatian syariat islam adalah terhadap ilmu Tauhid dan ilmu fiqih.

Ilmu Fiqih
Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum
Allah yang berhubungan dengan segala amaliah
mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh
atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas
(tafshili).
Produk ilmu fiqih adalah “fiqih”. Sedangkan
kaidah-kaidah istinbath (mengeluarkan) hukum
dari sumbernya dipelajari dalam ilmu “Ushul
Fiqih”.
Ilmu Aqidah
Ilmu Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan
manusia mengenai kepercayaan yang pasti dan
wajib dimiliki oleh setiap manusia.
Ilmu Akhlak
Ilmu Akhlak adalah ilmu yangmengajarkan
manusia untuk dapat berperangai,berbudi
pekerti,tingkah laku dan tabiat.
Ilmu Ibadah
Ilmu ibadah adalah sambungan dari pada ilmu
ahlak dimana semuanya membahas tentang
tingkah laku serta cara-cara kita untuk
beribadah kepada Tuhan (pencipta kita) sesuai
dengan Aqidah yang kita yakini.
Ilmu Tajwid
Ilmu Tajwid adalah ilmu yang membahas tentang
tata cara dan bagaimana cara kita membaca
Al’Quran (Ejaan-ejaan dll)dengan baik dan benar
sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah Saw.
Ilmu Tauhid
ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan
membahas masalah-masalah yang berhubungan
dengan keimanan terutama yang menyangkut
masalah ke-Maha Esa-an Allah.
Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu
‘ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia
betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan
hati serta akal bahwa ia berada di atas agama
yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari
itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah
ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa.
Allah swt berfirman:
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah . (47:19).
Macam-Macam Tauhid
Tauhid, adalah konsep dalam aqidah Islam yang
menyatakan keesaan Allah.
Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid
rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat.
Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik
merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat
yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
Rububiyah
Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb
yang memiliki, merencanakan, menciptakan,
mengatur, memelihara, memberi rezeki,
memberikan manfaat, menolak mudharat serta
menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana
terdapat dalam Al Quran surat Az Zumar ayat 62
:”Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia
memelihara segala sesuatu”. Hal yang seperti ini
diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang
pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang
mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada
kenyataannya mereka menampakkan
keingkarannya hanya karena kesombongan
mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati
mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam
semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat
dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi
kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana
firman Alloh “Apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan?
Ataukah mereka telah menciptakan langit dan
bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan).“ (Ath-Thur: 35-36)
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid
Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang
beragama Islam karena sesungguhnya orang-
orang musyrikin Quraisy yang diperangi
Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid
ini. Sebagaimana firman Alloh, “Katakanlah:
‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan
Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan
menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah:
‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’
Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya
berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang
Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’
Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’
Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu
ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89).
Uluhiyah/Ibadah
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak
disembah, tidak ada sekutu bangiNya. “Allah
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia yang menegakkan
keadilan. Para malaikat dan orang orang yang
berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang
Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana” (Al Imran :
18) . Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan
konsekuensi dari keimanan terhadap
rububiyahNya. Mengesakan Alloh dalam segala
macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat,
doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat,
harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah
lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan
dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh
semata. Tauhid inilah yang merupakan inti
dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang
diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini
sebagaimana yang difirmankan Alloh mengenai
perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan
sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang
Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu
hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5) .
Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy
mengingkari jika tujuan dari berbagai macam
ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh
karena pengingkaran inilah maka mereka
dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun
mereka mengakui bahwa Alloh adalah satu-
satunya Pencipta alam semesta.
Asma wa Sifat
Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat
baik (asma’ul husna) yang sesuai dengan
keagunganNya. Umat Islam mengenal 99
asma’ul husna yang merupakan nama sekaligus
sifat Allah.
Tidak ada Tauhid Mulkiyah
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang
tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid
Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena
istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang
dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah
kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini
sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid
Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal
ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka
bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam
Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan tidak boleh kita
beribadah melainkan hanya kepada Allah semata.
Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40.
[Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas]
Al-Quran adalah Kitab Tauhid Terbesar
Sesungguhnya pembahasan utama Al-Quran
adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan satu
halaman pun yang tidak mengandung ajakan
untuk beriman kepada Allah, rasul-Nya, atau hari
akhir, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan
Allah, atau taqdir yang diberlakukan bagi alam
semesta ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa
hampir seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan
sebelum hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi
tauhid dan yang terkait dengan tauhid.
Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi
perhatian kaum muslimin sejak dulu,
sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-
Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema utama
dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu
berdakwah mengajak orang kepada agama Allah
dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka
mendakwahkan bukti-bukti kebenaran akidah
Islam agar manusia mau beriman kepada akidah
yang lurus ini.
Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-
galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan
akidah mereka yang benar -yang harus mereka
pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh
bukti-bukti dan dalil yang kuat– mulailah
kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian
besar kaum muslimin. Kelemahan akidah akan
berakibat pada amal dan produktivitas mereka.
Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka
orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah
mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka
dan menghinakan mereka di negeri mereka
sendiri.
Sejarah membuktikan bahwa umat Islam
generasi awal sangat memperhatikan tauhid
sehingga mereka mulia dan memimpin dunia.
Sejarah juga mengajarkan kepada kita, ketika
umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka
menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal
umat Islam telah memberi kesempatan orang-
orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air
umat Islam.
Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:
1. Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan
ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa sekutu
apapun bentuknya.
2. Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa
petunjuk ilahi, mengetahui sifat-sifat yang wajib
dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan
amanah, mengetahui sifat-sifat yang mustahil
ada pada mereka seperti dusta dan khianat,
mengetahui mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan
mereka, khususnya mu’jizat dan bukti-bukti
kerasulan Nabi Muhammad saw.
3. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan
Allah kepada para nabi dan rasul sebagai
petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang
sejarah manusia yang panjang.
4. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang
mereka laksanakan, dan hubungan mereka
dengan manusia di dunia dan akhirat.
5. Iman kepada hari akhir, apa saja yang
dipersiapkan Allah sebagai balasan bagi orang-
orang mukmin (surga) maupun orang-orang kafir
(neraka).
6. Iman kepada takdir Allah yang Maha
Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya
semua yang ada di alam semesta ini.
Allah swt berfirman:
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang
diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.” (Al-
Baqarah: 285)
Rasulullah saw. ditanya tentang iman, beliau
menjawab,
“Iman adalah engkau membenarkan dan
meyakini Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan taqdir baik
maupun buruk.” (HR. Muslim). Kesimpulannya, ilmu fiqih itu ialah perjalanan tubuh luar. Sedang ilmu Tauhid adalah perjalan tubuh dalam. Mau tahu kedua tubuh dan perjalanan, masing-masingnya ? Maka wajib belajar kedua ilmu ini. Belajarlah dengan ahlinya.

Wallahu a,lam.


Lebih Menarik Lagi:

Related Posts



Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar