Peranan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan
Peranan Perpustakaan
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan
eksistensinya apabila dapat menjalankan
peranannya. Secara umum peran – peran yang
dapat dilakukan adalah :
Menjadi media antara pemakai dengan koleksi
sebagai sumber informasi pengetahuan.
Menjadi lembaga pengembangan minat dan
budaya membaca serta pembangkit kesadaran
pentingnya belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan
atau dengan penyelenggara sehingga tercipta
kolaborasi, sharing pengetahuan maupun
komunikasi ilmiah lainnya.
Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai
dalam usaha mencari, memanfaatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman.
Berperan sebagai agen perubah, pembangunan
dan kebudayaan manusia.
Tugas Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki kewajiban yang
sudah ditentukan dan direncanakan untuk
dilaksanakan. Tugas setiap jenis perpustakaan
berbeda – beda sesuai dengan kewajiban yang
ditetapkan.
Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi
yaitu :
Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi
(informasi) karena tidak mungkin semua koleksi
dapat dijangkau oleh perpustakaan.
Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi
menyediakan berbagai informasi untuk
masyarakat.
Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat
dan menyediakan sarana untuk belajar baik
dilingkungan formal maupun non formal.
Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati
rekreasi kultural dengan membaca dan
mengakses berbagai sumber informasi hiburan
seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan
sebagainya.
Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk
mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya
masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti :
pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng,
seminar, dan sebagainya.
Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan
Sekolah
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah
semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang
sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah.
Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di
samping letaknya yang kurang strategis. Banyak
perpustakaan yang hanya menempati ruang
sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan
dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah
sebagai penyelenggara sangatlah kurang.
Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi
bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa
nyaman membaca buku di perpustakaan,
sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat
yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan
di atas sepertinya pihak sekolah kurang
menyadari tentang pentingnya perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk
pelengkap saja.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam
hal jumlah, variasi maupun kualitasnya.
Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu
dan bervariasi sangatlah penting. Dengan
banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan
semakin senang berada di perpustakaan,
kegemaran membaca dapat tumbuh dengan subur
sehingga kemampuan bahasa siswa dapat
berkembang baik dan dapat membantu anak
dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya.
Mengingat kemampuan bahasa merupakan
kemampuan dasar yang sangat berpengaruh
dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya
bermutu, maka anak akan banyak memperoleh
pengetahuan yang berguna dalam hidupnya.
Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang
banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang
sangat besar, mengingat harga bahan pustaka
biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka
tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah
sendiri sering kurang berusaha untuk menambah
koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama
adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal,
anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap
tahunnya selalu ada, namun jumlah bahan
pustaka tidak pernah bertambah.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan
(pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang
tidak ada petugasnya, atau hanya tugas
sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas
yang hanya mengurus perpustakaan saja,
sehingga sering tugas di perpustakaan jadi
dikesampingkan dan perpustakaan dianggap
kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di
perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat
menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan
pengunjung maupun perawatan bahan pustaka
yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran
yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan
perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa
yang mau memanfaatkan jasa layanan
perpustakaan. Anak kurang tahu tentang
kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan
bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan
dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan.
Lebih Menarik Lagi: