Perasaan dan emosi
memiliki asumsi di masyarakat adalah sebuah
nilai rasa yang ada dalam hati. Jika dikaji lagi,
bahwa sumber dari keduanya berasal dari satu
tempat, yaitu hati.
Kembali kepada nilai rasa bahwa keduanya
memiliki kesamaan. Hanya asumsi masyarakat
saja yang membedakannya. Memang tak salah,
karena macam-macam bentuk aplikasi dalam
mengungkap perasaan dan emosi pun sama.
Jika emosi didekatkan dengan sebuah kemarahan,
ada juga perasaan marah. Atau dibalik, jika
perasaan didekatkan dengan emosi untuk
mengasihi, tentu emosi spiritual (ESQ) pun ada.
Jadi, keduanya yang sama itu hampir tak bisa
dibedakan.
Memiliki perasaan dan emosi yang terasah akan
mendekatkan kita kepada sebuah nilai-nilai luhur.
Meski ada hambatan yang dipunyai, yaitu
dorongan untuk mengungkapkan sesuatu secara
sembarangan. Tengok saja seorang yang sedang
melihat sebuah bencana di televisi.
Perasaan dan emosi yang sudah terasah akan
membuat keduanya langsung bekerja. Hanya saja,
aplikasi penyampaian yang berbeda. Ada yang
ingin mendatangi lokasi bencana dan membantu.
Ada yang langsung mentransfer uangnya sebagai
sumbangan. Ada yang marah dan menyalahkan
Tuhan. Ada yang menangis saja sebagai sikap
prihatin dan sebagainya.
Cara Melatih Kepekaan Emosi dan Perasaan
Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengasah
perasaan dan emosi ini. Ada yang melakukan
dengan cara pelatihan, membaca, ataupun cara
langsung.
1. Cara Pelatihan
Cara pelatihan ini bisa dilakukan dengan
pendalaman nilai-nilai agama dan keluhuran nilai
kemanusiaan. Tentu saja akan bertemu dengan
sebuah sikap prihatin atas yang terjadi. Misalnya,
akan prihatin melihat sebuah penggundulan
hutan.
Yang artinya, perlakukan perusakan alam yang
dilakukan, meski tak berada di sampingnya, sikap
prihatin akan langsung muncul. Atau turunnya
nilai moral sebagai akibat dari kurangnya
pemahaman dari nilai-nilai agama, moral, dan
sosial.
2. Membaca
Membaca karya fiksi yang berhubungan dengan
kemanusiaan, alam, atau ketuhanan, tentu akan
menggiring seseorang untuk memetik pesan yang
ada di dalamnya. Bisa juga membaca sejarah
yang tentunya akan memetik sebuah perjuangan
yang luar biasa dari orang-orang terdahulu.
Hal itu akan membuat seseorang akan menjadi
sadar tentang pentingnya sebuah sikap tolong-
menolong, mengasihi, menghargai, dan
menyayangi.
3. Cara Langsung
Berlatih langsung dari lapangan bisa dilakukan.
Tentu saja tak sembarang orang bisa melatih
perasaan dan emosi yang dimiliki. Sebagai bekal,
seseorang yang ingin belajar langsung, yang
utama harus dimiliki adalah kesadaran diri akan
kejadian yang dilihat dan dirasakan.
Menyimpulkan dengan baik dan tak mencurigai
atau menyalahkan siapapun.
Bukan hanya beberapa cara di atas yang bisa
dilakukan untuk mengasah perasaan dan emosi
agar dekat dengan nilai keluhuran. Akan jelas
jadinya ketika kita memahami secara baik bahwa
aplikasi perasaan dan emosi membutuhkan
kesadaran dan kepedulian.
Pemikiran yang jernih dan tak sembrono tentunya
akan sangat mendukung dalam tindakan yang
akan dilakukan.
Cara Mengendalikan Emosi
Setiap manusia pasti memiliki berbagai emosi,
baik itu kesenangan, kesedihan, maupun
kemarahan. Namun, jika emosi yang keluar dari
diri manusia itu berlebihan, hal tersebut akan
menjadi bumerang bagi diri manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, agar perasaan seseorang bisa
berkembang secara stabil, maka ada beberapa
cara yang harus dilakukan agar emosi yang
muncul bisa dikendalikan dengan baik sehingga
tidak mengganggu kenyamanan lingkungan
sekitar kita.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menghindari emosi yang berlebihan pada diri kita.
Kendalikan Perasaan dan Pikiran
Emosi berasal dari perasaan. Namun, kita tidak
bisa menyalahkan begitu saja perasaan tersebut
apabila emosi yang keluar dari diri kita muncul
terlalu berlebihan. Hal ini disebabkan oleh pikiran
yang juga berperan penting dalam pembentukan
emosi.
Dengan pikiran yang positif, maka seseorang akan
memiliki perasaan yang positif pula. Demikian
juga sebaliknya, ketika seseorang berpikiran
negatif, maka perasaannya pun akan cenderung
negatif. Hal inilah yang akan emmbuat emosi
berlebihan sehingga tidak lagi menuntut akal
sehat untuk bertindak.
Oleh karena itu, hal pertama yang bisa dilakukan
untuk menghindari emosi berlebihan adalah
senantiasa beroikiran atau berprasangka yang
positif dan baik. Selain akan menghasilkan emosi
yang baik pula, hal ini juga tentu akan sangat
emmbuat hati kita menjadi nyaman.
Ambil Keputusan dengan Logika
Pada saat seseorang merasakan emosi yang
berlebihan, maka ia tidak akan bisa berpikir jernih
sehingga apa yang dilakukannya seringkali
merupakan tindakan yang hanya sekadar menurut
hawa nafsu.
Oleh karena itu, selalu usahakan agar berbuat
setelah berpikir. Dengan pemikiran yang jernih,
maka emosi seseorang pun akan semakin sehat
karena tindakan yang dilakukan berdasarkan
pemikiran yang sehat bukan berdasarkan hawa
nafsu sesaat. Gunakanlah akal yang diberikan
Tuhan kepada kita untuk berpikir dengan sehat.
Emosi Meningkat, Kecerdasan Menurun
Camkanlah bahwa ketika emosi meningkat, maka
kecerdasan emosi seseorang cenderung menurun
bahkan hilang sama sekali. Oleh sebab itu,
hindarilah berbuat sesuatu apabila kondisi hati
sudah terasa tidak nyaman. Hal ini bisa dikurangi
dengan cara berdoa atau melakukan olah napas
sehingga otak kita bisa menerima energi positif
dari lingkungan.
Selain itu, kita juga bisa bertukar pikiran atau
berbagi perasaan dengan orang yang dipercaya
untuk mengurangi beban yang ada di dalam
pikiran kita. Kita juga bisa mendengarkan musik
instrumen atau musik klasik untuk merehatkan
pikiran kalut dan perasaan negatif kita.
Pikirkan Hal Negatif yang Dirasakan
Apakah dampak negatif yang akan muncul jika
emosi yang kita luapkan tidak terorganisasi
dengan baik? Hal itu bisa membantu kita untuk
lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
Selain itu, pikirkan kembali masalah yang sedang
dihadapi sehingga kita bisa menemukan solusi
yang lebih tepat daripada hanya sekadar marah-
marah atau menangis karena kedua hal tersebut
tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi.
Hapuslah Segala Pemikiran dan Keyakinan yang
Salah
Jika ada sebuah keyakinan yang membuat diri
kita merasa bersalah, bahkan terpuruk, hapuslah
pemikiran dan keyakinan tersebut. Ubahlah
keyakinan itu menjadi sesuatu yang lebih positif.
Misalnya saja, saat Anda tidak berada di sisi
seseorang yang Anda cintai saat ia meninggal
dunia, maka jangan pernah berpikir bahwa Anda
tidak peduli padanya. Pikirkanlah bahwa pada
saat itu, Anda juga sedang benar-benar
memikirkan orang yang Anda cintai itu.
Mengendalikan Berbagai Reaksi Negatif
Saat menemukan hal yang tidak menyenangkan,
mungkin kita akan sangat merasa marah atau
kecewa. Namun, alihkan pemikiran dan reaksi
negatif tersebut dengan emmikirkan hal yang
indah dan menyenangkan atau ambillah hikmah di
balik kejadian tersebut.
Tidak Ada Benar Atau Salah dalam Perasaan
Menjadi marah, sedih, senang, kecewa, dan
perasaan serta emosi lainnya adalah hal wajar
yang dimiliki oleh setiap manusia. Tidak ada yang
salah menyangkut perasaan. Yang ada hanyalah
bagaimana kita mengendalikan semuanya agar
tidak keluar dari jalur yang seharusnya.
Berbagai pengalaman emosi bisa menjadi satu
pelajaran berharga bagi kita agar bisa
menghadapi pengalaman emosi selanjutnya
dengan lebih baik lagi.
Perhatikan Kondisi Tubuh
Perasaan dan emosi yang buruk tidak hanya
disebabkan oleh adanya suatu masalah yang
mesti kita hadapi. Hal tersebut bisa saja muncul
apabila kondisi badan kita sedang tidak sehat.
Oleh sebab itu, jagalah kesehatan tubuh kita agar
selalu sehat sehingga tidak emmebrikan pengaruh
yang buruk bagi kesehatan mental kita.
Carilah Kegiatan Positif yang Menyenangkan
Menghindari perasaan negaif bisa juga dilakukan
dengan cara mencari kegiatan positif yang
menyenangkan sehingga kita bisa melupakan
sejenak masalah yang sedang kita hadapi saat
ini. Menyenangkan diri sendiri juga bisa dilakukan
dengan membeli makanan kesukaan kita dan
menikmatinya di tempat yang juga menjadi
tempat favorit kita.
Senantiasa Bersyukur Terhadap Kebesaran Tuhan
Ada satu hal yang kerap dilupakan manusia saat
ia menghadapi cobaan, yakni bersyukur karena
Tuhan telah memberikan kepercayaan untuk bisa
menyelesaikan berbagai tugas di dunia ini.
Lebih Menarik Lagi: