Fakta Islam itu the best way of life | Blog Legenda Tauhid

Fakta Islam itu the best way of life


19.25 |

Lahir dalam negara multikultural
seperti Indonesia, membuat kita mudah
menemukan berbagai perbedaan di
kehidupan bermasyarakat, baik dalam
konteks sosial, budaya maupun
beragama.

Untuk itulah betapa toleransi
sangat dibutuhkan agar kesatuan suatu
bangsa tetap terjaga.
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia
dituntut untuk dapat berinteraksi
dengan individu lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tak bisa dipungkiri, dalam interaksi-
interaksi tersebut akan muncul
beberapa gesekan. Sikap toleransi inilah
yang nantinya akan menjaga
masyarakat tetap dalam lingkup yang
damai.

Toleransi dalam hal beragama menjadi
topik yang selalu hangat dari waktu ke
waktu. Di Indonesia sendiri, terdapat 5
agama dengan agama Islam sebagai
agama berpenganut terbanyak.

Berikut beberapa pandangan islam mengenai
toleransi yang tercakup dalam al-Qur’an
maupun hadist Nabi:

1. Islam tidak memaksa
Islam sangat memahami bahwa tidak
semua manusia yang di bumi akan
mudah saja tunduk dalam ajarannya.

Untuk itu islam tidak pernah memaksa
seseorang agar memeluk agama Allah.
Karena dalam agama islam, setiap
pilihan terdapat konsekwensinya masing
masing. Hal inilah yang dijelaskan
dalam surat Al-Baqarah ayat 256 yang
artinya: “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena
itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus.

Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Sebenarnya ayat di atas diturunkan
kepada seorang lelaki yang bernama al-
Hushayn. Dia mempunyai dua anak
lelaki yang memeluk Nasrani,
sementara al-Hushayn sendiri beragama
Islam. Dia lalu bertanya kepada Nabi
SAW mengenai perlu tidaknya ia
memaksa anak-anaknya untuk masuk
agama Islam, sedangkan kedua
anaknya tetap berpegang teguh pada
ajaran Nasrani.

Kemudian Allah
menurunkan ayat tersebut yang
mengindikasikan bahwa Islam tidak
mengenal paksaan, karena paksaan
hanya akan melahirkan ketidak-setiaan
bahkan ketidak-ikhlasan. Oleh
karenanya Islam hanya mengenal
ajakan.

2. Tetap berbuat baik
Disebut sebagai agama rahmatan lil
a’lamin, atau agama yang membawa
berkah bagi seluruh alam, Islam
membuktikan kebenarannya dengan
menurunkan surat Al-Mumtahanah ayat 8
yang artinya: “Allah tidak melarang
kamu untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangimu karena agama dan tidak
juga mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil.” Dalam ayat ini
umat Islam diperintahkan untuk berbuat
baik serta adil terhadap orang non-
muslim, termasuk memberikan hak-hak
mereka. Berbuat baik dan adil yang
dimaksud hanya dalam tataran
hubungan antar manusia, bukan dalam
hal aqidah atau kepercayaan. Dengan
catatan, orang non-muslim tersebut
tidak memerangi atau menjajah kaum
muslimin.

3. Pluralitas adalah kehendak-Nya
Pluralitas, kemajemukan, keberagaman,
dan perbedaan adalah hal yang diakui
dan dihargai dalam Islam. Karena Allah
sendirilah yang telah menciptakan
pluralitas tersebut. Hal ini dijelaskan
dalam surat Yunus ayat 99 yang
artinya: Dan (bukanlah
tanggungjawabmu wahai Muhammad
menjadikan seluruh umat manusia
beriman), jika Tuhanmu menghendaki,
niscaya berimanlah sekalian manusia
yang ada di bumi. (Janganlah engkau
bersedih hati tentang kedengkian
orang-orang yang ingkar tersebut,
kecuali Tuhanmu menghendaki) maka
patutkah engkau hendak memaksa
seluruh manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman?”
Ayat ini telah dengan lugas
menjelaskan bahwa seorang non-
muslim berhak untuk tetap dalam
agamanya, karena mereka sendirilah
yang akan mempertanggungjawabkan
keyakinannya tersebut di akhirat nanti.
Sedang kaum muslimin hanya wajib
untuk mengajak mereka kepada Islam.

4. Hak untuk menyembah
Kembali ke pribadi masing-masing.
Itulah yang coba diungkapkan ayat al-
Qur’an surat Al-Kafirun ayat 1-6 yang
artinya: “Katakanlah: wahai orang-orang
kafir, aku tidak menyembah apa yang
kamu sembah dan kalian tidak
menyembah apa yang aku sembah dan
aku tidak menyembah apa yang kalian
sembah dan kalian tidak menyembah
apa yang aku sembah, bagimu
agamamu dan bagiku agamaku”.

Toleransi merupakan sikap terbuka
dalam menghadapi perbedaan.
Didalamnya terkandung sikap saling
menghargai dan menghormati
eksistensi masing-masing pihak agar
tetap hidup dalam keharmonisan. Ayat
inilah yang secara ringkas memuat
hukum-hukum penting yang berkaitan
dengan pemeliharaan keharmonisan
dalam masyarakat tersebut.

5. Menjauhi konflik
Islam mengajarkan pada pemeluknya
untuk dapat menekankan persamaan
dan menghindari perbedaan, demi
merengkuh rasa saling menghargai dan
menghormati.

Dengan amat jelas Islam
menyuguhkan suatu konsep toleransi
antar umat beragama. Untuk menjauhi
konflik, Islam melarang umatnya untuk
berdebat dengan para ahli kitab (orang-
orang non muslim), kecuali dengan cara
yang paling baik. Surat An-Nahl ayat
125 dan surat Al-‘Ankabut ayat 46 telah
menjelaskannya: “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik” “Dan
janganlah kamu berdebat dengan Ahli
Kitab, melainkan dengan cara yang
paling baik.”

6. Persaudaran universal
Persaudaran universal adalah bentuk
dari toleransi yang diajarkan Islam.

Persaudaraan ini akan membuat
terlindungnya hak-hak diri dan orang
lain. Dalam urusan duniawi, Islam
membolehkan adanya persaudaraan
universal yang di dalamnya juga terlibat
konsep keadilan, perdamaian, dan kerja
sama yang saling menguntungkan.

Hadist Nabi tentang persaudaraan
universal dinyatakan dalam:

“Irhamuu
man fil ardhi yarhamukum man fil
samā” yang artinya sayangilah orang
yang ada di bumi maka mereka yang
ada di langit juga akan sayang
kepadamu.

7.Tidak diskriminatif
Islam juga sangat toleran terhadap
setiap individu, tanpa memandang
warna kulit, status sosial, maupun jenis
kelamin. Bilal bin Rabah, seorang budak
berkulit hitam dari Habsyah (sekarang
Ethiopia), menjadi salah satu manusia
paling mulia disisi Allah bukan karena
apa yang tampak dari fisik. Bilal rela
merasakan penganiayaan orang-orang
musyrik, yang lebih berat dari siapa
pun, demi menjaga keimanannya. Bagi
Islam, pembeda antara seseorang
dengan orang lainnya hanyalah
ketaqwaan.

Hadist Nabi menyebutkan:
“Kamu semua adalah keturunan Adam
sedang Adam diciptakan dari debu.

Tidak ada perbedaan antara Arab
dengan yang lainnya, kecuali dengan
ketakwaan” (HR. Ahmad).

8. Penyayang
Banyak sekali riwayat yang
menceritakan kasih sayang Nabi
Muhammad SAW terhadap orang lain,
termasuk mereka yang bukan Islam.

Beliau pernah diludahi, dilempar kotoran
dan batu serta di jelek-jelekkan oleh
seorang Yahudi, namun ketika Yahudi
tersebut sakit, Rasullullah lah orang
pertama yang menjenguknya. Riwayat
lain dari Bukhari menyebutkan bahwa:
Jabir bin Abdullah berkata, “Suatu
ketika lewat dihadapan kami orang-
orang yang membawa jenazah seorang
Yahudi.

Nabi SAW lalu berdiri dan
kamipun segera mengikutinya. Setelah
itu kami berkata, ‘Wahai Rasulullah,
yang lewat tadi adalah jenazah seorang
Yahudi.’

Rasulullah kemudian
menjawab, ‘Apakah aku ini juga tidak
seorang manusia? Jika kamu sekalian
melihat orang sedang lewat membawa
jenazah, maka berdirilah! (memberi
penghormatan)” Riwayat Bukhari lain
menyebutkan:

Dari Anas r.a: “Suatu
ketika Nabi SAW pernah menjenguk
seorang Yahudi. Nabi SAW kemudian
menawarkan kepadanya untuk masuk
Islam dan orang Yahudi tersebut
menerimanya. Nabi SAW lalu keluar
seraya berkata, “Segala puji bagi Allah
yang telah menyelamatkannya dari api
neraka.”

9. Mudah memafkan
Memafkan merupakan tuntunan dalam
agama Islam. Nabi pernah memaafkan
kesalahan orang kafir dan justru
mendo’akan mereka. Hal ini terjadi
setelah terjadinya peperangan melawan
kaum musyrikin (paman Nabi
Muhammad SAW dibunuh kaum
musyrikin, dan badannya dicincang-
cincang, Nabi sendiri giginya pecah dan
wajah beliau terluka) salah seorang
sahabat Nabi meminta beliau untuk
mendoakan keburukan bagi orang-orang
musyrikin yang dzalim tersebut, namun
Nabi sendiri justru berdo’a: “Ya Allah,
ampunilah kaumku, sesungguhnya
mereka tidak mengetahui.”

10. Melindungi
Perjanjian madinah merupakan bukti
konkret betapa Islam sangat toleran
terhadap umat agama lain. Perjanjian
ini melindungi orang-orang non-muslim
yang hidup di tengah-tengah komunitas
umat Islam.

Perjanjian madinah
merupakan kontrak yang dirumuskan
Nabi Muhammad sendiri. Nabi SAW
bersabda: “Siapa yang membunuh
orang kafir yang berada dalam
perjanjian damai (dengan kaum
muslim), maka tidak akan mencium bau
surga, padahal harumnya surga itu
sudah dapat tercium dari jarak empat
puluh tahun perjalanan.” Dari paparan
diatas dapat dilihat bahwa Islam
bersikap sangat terbuka dengan
kemajemukan. Bahkan, Islam
memandangnya sebagai salah satu dari
sunnatullah (kehendak Allah) di alam
ini. Keanekaragaman yang telah
menjadi kehendak Allah tersebut, tentu
saja bukan untuk dipertentangkan dan
membawa kepada perpecahan. Akan
tetapi harus disikapi secara positif agar
dapat membawa manfaat yang besar
terhadap kemaslahatan kehidupan
manusia.

Secara singkat, toleransi
dapat dikatakan sebagai jalan keluar
yang dicetuskan Islam untuk dalam
mensikapi pluralisme.

wallahu a'lam


Lebih Menarik Lagi:


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar