Perubahan Ayat Alkitab dan Kebohongan Trinitas
Kebiasaan Merubah Ayat
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan
percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui (Q.S Al Baqarah 2:
75).
Nabi Musa mendapatkan wahyu-wahyu dari
Allah yang kemudian disebut Taurat. Hanya saja
umat Yahudi lebih mengunggulkan komentar
atas wahyu-wahyu tersebut ketimbang wahyu
itu sendiri. Maka tidak heran jika umat Yahudi
sekarang lebih menyukai Talmud dengan
meninggalkan Taurat. Sedangkan Talmud
tersusun berdasarkan dua komentar atas Taurat
yang terkenal yaitu Mishnah dan Gemara.
Perjanjian Lama
Taurat yang kini dipegang Kristen banyak berisi
hal-hal yang mustahil jika dikatakan sebagai
ayat-ayat Allah antara lain ayat-ayat jorok
tentang seksual. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan adanya perubahan dan
penambahan ayat-ayat.
Kembali pada Taurat, setelah kepunahannya,
kitab ini pertama kali ditulis antara tahun
536-456 SM oleh pendeta Ezra yang masuk
dalam Perjanjian Lama sebagai “The book of
Ezra”. Kitab Perjanjian Lama tertulis dalam
bahasa Ibrani, walaupun ada beberapa yang
tertulis dalam bahasa Aramaik seperti pada
Jeremiah 10:2, Daniel 2:4-7:28, Ezra 4:8-6:16
dan 7:12-26.
Penyalinan ke dalam bahasa Yunani
(Aleksandria) dilakukan sejak abad III SM.
namun pengerjaannya secara lengkap baru
selesai sekitar abad I M. inilah yang dikenal
sebagai “Septuagint” yaitu kitab Perjanjian Lama
tertua dan paling umum.
Selain ini ada penyalinan lain seperti versi Siriak
yang dikerjakan dari abad II SM hingga abad II
M. juga versi Coptik dan Ghotik yang bersumber
dari Septuagint. Baru pada tahun 382-405 M, St.
Jerome menyalin ke dalam bahasa Latin yang
bersumber dari versi Ibrani dan Yunani yang
kemudian dikenal sebagai “Vulgate”.
Kini naskah tertua kitab Taurat (Perjanjian lama)
yang dimiliki oleh Gereja adalah yang tertulis
sekitar tahun 1005. maka Kitab Perjanjian Lama
yang paling modern berdasarkan salinan yang
dikerjakan oleh para Masoret (yaitu kelompok
penulis kitab suci Yahudi) ini. Penyalinan dari
satu bahasa Re bahasa lain tidak menutup
kemungkinan adanya perubahan. Hal ini semakin
jelas dengan ditemukannya gulungan naskah
kitab suci di Gua Qumran del:at.laut mati (The
Dead Sea Scrolls). Jeffery L. Sheller & Joannie
M. Schorf dalam komentarnya tentang The Dead
Sea Scrolls menyatakan:
“Satu gulungan secara dramatis menunjukkan
minimal satu kitab Perjanjian Lama telah
berubah melalui abad-abad penyalinan Naskah
gulungan kitab Yesaya pasal 66 – diantaranya
tersimpan lerrgkap di perpustakaart Qumran-
ditemukan 13 perbedaan minor dari teks
modern”.
Lebih Menarik Lagi: