Berfikir ilmiah merupakan
proses berfikir/pengembangan pikiran
yang tersusun secara sistematis yang
berdasarkan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang sudah ada (Eman
Sulaeman)
Berpikir ilmiah adalah metode
berpikir yang didasarkan pada logika
deduktif dan induktif (Mumuh mulyana
Mubarak, SE).
Metode berpikir ilmiah tidak lepas
dari fakta kejadian alam yang
kebenarannya selalu ada hubungannya
dengan hasil uji eksperimental. Jika
suatu teori tidak bisa dibuktikan dengan
uji eksperimental maka dikatakan
bahwa teori itu tidak bisa diyakini
kebenarannya karena tidak memenuhi
kriteria sebagai sains. (Goldstein, 1980)
. Inilah bagian kelemahan tentang
berpikir ilmiah.
Kelemahan berpikir ilmiah
lainnya seperti cakupan jangkauan
kajiannya, dan asumsi yang
melandasinya, serta kesimpulannya
bersifat relatif , metode ilmiah tidak
dapat digunakan kecuali pada kajian
objek-objek material yang dapat
diindera. Metode ini khusus untuk ilmu-
ilmu eksperimental. Secara entologi,
ilmu membatasi dirinya pada
pengkajian yang berada pada ruang
lingkup pengalaman manusia. Hal
inilah yang membedakan antara ilmu
dan agama. (Adib M 2011, hal. 138-140)
.
Bagi yang berpedoman kepada Al
Qur’an maka penggunaan metode
ilmiah tidaklah cukup. Keyakinan
terhadap kebenaran wahyu tentu
melebihi kebenaran ilmiah . Brikut
penulis menunjukkan contoh tentang
pembuktian ilmiah dari Al Qur’an
adalah surat Ar Rahman ayat 37 yang
artinya:
“Sesungguhnya langit dipecah kemudian
Kujadikannya seperti mawar merah
yang berpilin” .
Kemudian dalam Qur’an surat An
Anbiya Allah berfirman yang artinya:
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka mengapakah mereka
tidak juga beriman”.
Kedua ayat ini di sampaikan oleh pesuruh
Allah yaitu Nabi Muhammad SAW sekitar 1400
tahun yang lalu yang dasarnya tidak tahu baca
tulis (umi), tapi kebenaran ini terjawab setelah
abad ke-21 ini.
Pengertia Metode Berpikir
Ilmiah
Berpikir ilmiah adalah metode
berfikir yang di dasarkan pada logika
deduktif dan induktif (Mumuh mulyana
Mubarak, SE). Berfikir ilmiah adalah
berfikir yang logis dan empiris. Logis:
masuk akal, empiris, dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang
dapat dipertanggung jawabkan.
(Hillway, 1956).
Berfikir ilmiah merupakan
proses berfikir/pengembangan pikiran
yang tersusun secara sistematis yang
berdasarkan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang sudah ada (Eman
Sulaeman)
Berpikir imiah bukanlah berpikir
biasa. Berpikir ilmiah adalah berpikir
yang sungguh-sungguh. Artinya, suatu
cara yang berdisiplin, di mana
seseorang yang tidak akan membiarkan
ide dan konsep yang sedang
dipikirkannya berkelana tanpa arah
namun semuanya itu diarahkan pada
satu tujuan tertentu. Tujuan tertentu
dalam hal ini adalah pengetahuan.
Berpikir keilmuan, atau berpikir
sungguh-sungguh adalah cara berpikir
yang didisiplinkan dan diarahkan
kepada pengetahuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebutkan, bahwa metode
adalah cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud
(dalam ilmu pengetahuan) atau cara
kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Terhadap cara untuk mengetahui
dan memahami sesuatu, Babbie (1992)
berpendapat: “ science is method of
inquiry-away of learning and knowing
things about the world around us”.
Dengan demikian untuk memahami dan
mempelajari sesuatu yang terjadi di
sekeliling kita terdapat banyak cara.
Walaupun demikian ilmu tetap
memiliki ciri tertentu, yang
sesungguhnya ciri tersebut berada
dalam berbagai aktivitas yang
dilakukan sehari-hari. (Adib, 2011, hal.
130-135)
Lebih Menarik Lagi: