Jangan merasa gembira atas perbuatan ta'at
(bakti) karena engkau merasa telah dapat
melaksanakannya, tetapi bergembiralah atas
perbuatan ta'at itu, karena ia sebagai karunia
taufiq hidayah dari Allah kepadamu.
Katakanlah :
Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan
rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan (Qs 10 Yunus
Gembira atas perbuatan ta'at itu jika karena
merasa mendapat kehormatan karunia dan rahmat
Allah sehingga dapat melakukan ta'at, maka itu
baik.
Sebaliknya jika gembira karena merasa diri sudah
kuat dan sanggup melaksanakan ta'at, maka ini
menimbulkan ujub/sombong dan bangga yang
akan membinasakan amal ta'at tersebut.
Allah telah memutuskan orang-orang yang
berjalan menuju kepadaNya, dan yang telah sampai
padaNya, daripada melihat/mengagumi amal
(ibadah) dan keadaan diri mereka.
Adapun orang masih sedang berjalan, adalah
karena mereka dalam amal perbuatan ibadah itu
belum dapat melaksanakan dengan ikhlas menurut
apa yang diperintahkan.
Adapun orang yang telah sampai padaNya, adalah
dikarenakan mereka telah sibuk melihat kepada
Allah sehingga lupa pada amal perbuatan sendiri.
Sehingga bila ada perbuatan diri, maka itu
hanyalah karunia taufiq dan hidayah dari Allah
semata-mata.
Tanda bahwa Allah telah memberi taufiq dan
hidayah pada seorang hamba :
Apabila disibukan hamba itu dengan amal
perbuatan ta'at, tetapi diputuskan daripada ujub
dan bangga dengan amal perbuatan itu, karena
merasa belum tepat mengerjakannya, atau karena
merasa perbuatan itu semata-mata karunia Allah,
sedangkan ia sendiri merasa tiada daya berdaya
untuk melaksanakan itu bila tiada karunia rahmat
Allah.
Lebih Menarik Lagi: