Nafas hijau
hutan penuh semak belukar
tempat matahari menghidupi nyawa berurat mengakar
denyut nafas hijau lama terwariskan mulia dan ‘aku’ bahagia di dalamnya
hutan semesta tempat tersenyum segala makhluk
berbudaya terang dan gelap
keadilan menjadi pengayom keluarga dalam kasih hukum-hukum cinta
hutan berkuasa pelindung
memberi segala waktu berpelangi
nafikan kumpulan mendung segala awan-awan tebal
redup terbawa angin pagi
sisakan air-air kehidupan taman surgawi
kini hutan sudah tidak perawan
hukum rimba bermanipulasi menjadi senjata kekuasaan
siapa kawan siapa lawan
tiada lagi mantra kata persaudaraan
hutan tlah berbuah arogan mencampakkan hukum-hukum alam
keadilan kemarahan menjadi pilihan
hukum barbar menjadi palu kebenaran atas sebuah nafsu keserakahan
hingga sang kancil penghuni hutan, menggelepar tewas terkapar di hutan kediaman tempat sekian lama merajut cita-cita
tumpuan tentang deras hujan kebahagiaan tentang gemerisik aliran kebenaran
tentang hembusan angin persaudaraan tentang terbitnya keadilan
dan di ranting-ranting nurani cinta
di pucuk-pucuk solidaritas saudara
pada api-api semangat manusiawi
yang bergelora pada urat-urat keadilan
yang terluka pada parang-parang arogansi kuasa lawanlah!
se-ikhlas kancil yang telah tiada
Lebih Menarik Lagi: