Blog Legenda Tauhid: Desember 2014

Biografi Lengkap KH.Bahauddin Mudhary Madura

3 komentar

Lahir di Sumenep 23 April 1920 dan berpulang
ke Rahmatullah 4 Desember 1979 di Surabaya.
Meski ia belum pernah mereguk pendidikan
alam pesantren, namun kadar kebesarannya
berangkat dari benih pengaruh kuat
ayahandanya --KH. Ahmad Sufhansa
Mudhary-- yang ulama dan teman berbincang
dari kakaknya alm. K.H. Abdul Hamid
Mudhary, yang sama sekali tidak pernah
mengenyam sekolah formal ataupun
Pesantren, kecuali berkhidmat kepada
ayahandanya saja. Alhasil, beliaupun mampu
mereguk ilmu keislaman disamping mahir
bahasa Arab, Belanda dan Jepang.
Jabatan yang pernah diembannya antara lain,
Komandan Sudanco, Ketua Muhammadiyah,
Ketua Masyumi, Wedana di Bangkalan serta
ketua Perserikatan Muslim Tionghoa di
Madura (sekarang PITI).
Almarhum dalam kesehariannya sangat
sederhana lagi bersahaja. Ia juga humoris
dengan petuah yang penuh warna
"parigan" (sesemon Madura). Ada pesan
menjelang akhir hayatnya yang hingga kini
menjadi pegangan putra dan cucu-cucunya;
"Jangan sesekali meninggalkan sholat, selalu
rukun dan memelihara tali silaturahim serta
jangan berebut harta pusaka, usahakan setiap
malam sholat lail (tahajjud)."
Seusai menamatkan Kweek School
Muhammadiyah di Yogjakarta tahun 1940,
tokoh ulama jawa timur ini terus menimba
ilmu sambil menekuni buku literatur
berbahasa Arab, Inggris, Jerman, Belanda,
Perancis, Cina dan Jepang, teristimewa yang
erat kaitannya dengan filsafat dan
kerohanian.
Ulama ahli metafisika yang memiliki "kasyf"
tersebut juga amat terampil memafhumi
hampir seluruh alat musik mulai petik,gesek,
tiup sampai tuts piano. Muasal kelangkaan
ilmunya, alhasil orang menyebut "Tera Ta
Adamar" (bhs Madura) bermakna benderang
tanpa pelita, lantaran bertumpu pijak yang
berkhidmat pada ladang spiritual terutama
ibadah sholat sebagai mi'rajnya kaum
muslimin menuju titik sumbu Rabbul Izzati.
Itulah sebabnya hakikat ilmu letaknya bukan
di kepala tetapi di hati.
Semasa hayatnya diamalkan untuk pendidikan
dan dakwah Islamiyah. Tahun 1947
memangku sebagai Komandan Resimen
Hizbullah, dua tahun kemudian mendirikan
Yayasan Pesantren Sumenep. Selama
perjuangan fisik bersama-sama rekan-
rekannya setahun lebih meringkuk di Penjara
Kalisosok Surabaya. Berikutnya tahun 1954
Ketua Muhammadiyah cabang Sumenep,
Kepala SMA Yayasan Pesantren, mengajar
bahasa Jerman dan Perancis di SMA Sumenep
sekitar tahun 1960-1965 serta dosen di IKIP
Negeri dan pernah mendirikan Akademi
Metafisika. Hingga akhir hayatnya, selain
mengasuh Pesantren Kepanjin Sumenep juga
menjabat Kepala Kantor Departemen Agama
Sumenep, Ketua Umum GUPPI Jawa Timur,
Ketua MUI Jawa Timur dan anggota DPRD
Tingkat I Jawa Timur. Banyak buah penanya,
senantiasa mewarnai langgam kehidupan
rohaninya yang mapan.

Tak hanya dikenal sebagai kristolog ulung,
Bahaudin juga organisator andal. Tidak banyak
ulama yang memiliki kemampuan dakwah
menangkal Kristenisasi di Indonesia. Selain
dituntut kuat menguasai Islam, seorang Kristolog
juga mesti memahami alkitab dan wawasan
seputar agama tersebut. Sejarah mencatat,
Indonesia juga kaya dengan deretan nama
Kristolog.
Dari sekian nama yang melegenda itu adalah KH
Bahauddin Mudhary. Sosok kelahiran Sumenep,
Madura 23 April 1920 itu, merupakan tokoh yang
cukup fenomenal dalam Kristologi.
Kemampuan KH Bahauddin Mudhary menangkal
Kristenisasi tersohor hingga ia disebut-sebut
sebagai pionir Kristologi di Tanah Air. Ini
setidaknya terbukti ketika ia sukses mendebat
para misionaris.
Puncaknya, ia berhasil mengislamkan penganut
taat yang juga misionaris Kristen Katolik,
Antonius Widuri, pada 18 Maret 1970.
Perdebatan antara keduanya berlangsung alot,
lebih dari sepekan.
Perjalanan debat itu, terekam dengan baik
dalam bukunya yang berjudul Dialog Masalah
Ketuhanan Yesus. Buku ini diterbitkan ulang
oleh Cambridge University Press, Inggris. Dalam
buku ini tercatat jelas bagaimana Antonio Widuri
harus mengakui kekuatan argumentasi Bahaudin
terkait kerancuan Trinitas. Antonio akhirnya
berikrar syahadat.
Hingga saat ini, keberadaan buku yang juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dengan
judul "Dialoog over de Goddelijkheid van Jezus"
ini diposisikan sebagai referensi otoritatif kajian
perbandingan agama.
Autodidak
Bahaudin boleh saja tak pernah lulus pendidikan
formal meski sempat bersekolah di Kweek
School Muhammadiyah di Yogyakarta pada
1940. Dan, dari sinilah kemam puan bahasanya
bermula dan semangat belajar autodidaknya
menggelora.
Ia menguasai bahasa asing, antara lain, bahasa
Arab, Jepang, Jerman, Prancis, dan Belanda.
Modal ini cukup membantunya dalam
mengakses berbagai versi Bibel.
Meski demikian, bakat dan bekal kecerdasannya
itu warisan genetik dari sang ayah, KH Ahmad
Sufhansa Mudhary. Bahaudin dikenal cerdas. Ia
mampu memainkan hampir seluruh alat musik
mulai petik, gesek, tiup sampai tuts piano. Atas
kelangkaan ilmunya itulah, ia berjuluk "Tera Ta
Adamar", yang dalam bahasa Madura berarti
benderang tanpa pelita.
Ini lantaran, kedalaman ilmunya berpangkal pada
ilmu hakikat yang berpusat di hati. Bahaudin tak
hanya didaulat sebagai Kristolog ulung. Ia
dikenal pula piawi berorganisasi. Sejumlah
jabatan penting pernah ia pegang.
Pada 1947, ia dipercaya sebagai Komandan
Resimen Hizbullah, dua tahun kemudian
mendirikan Yayasan Pesantren Sumenep,
Komandan Sudanco, Ketua Muhammadiyah,
Ketua Masyumi Wedana di Bangkalan serta
Ketua Perserikatan Muslim Tionghoa di Madura
(sekarang PITI).
Pada 1954, Ketua Muhammadiyah cabang
Sumenep, Kepala SMA Yayasan Pesantren,
mengajar bahasa Jerman dan Prancis di SMA
Sumenep sekira 1960-1965, serta dosen di IKIP
Negeri. Sepanjang hidup nya, Ba haudin hi dup
dalam kese derhanaan dan sangat ber sahaja.
Ia juga dikenal sangat humoris dengan petuah
yang penuh warna parigan"
( sesemmon Madura). Ada pesan menjelang akhir
hayatnya yang hingga kini menjadi pegangan
putra dan cucu-cucunya, "Jangan sesekali
meninggalkan shalat, selalu rukun dan
memelihara tali silaturahim, serta jangan
berebut harta pusaka, usahakan setiap malam
shalat lail (Tahajud)."
Pada pengujung usianya, ia masih mengasuh
Pesantren Kepanjin Sumenep dan menjabat
Kepala Kantor Departemen Agama Sumenep,
Ketua Umum GUPPI Jawa Timur, Ketua MUI
Jawa Timur dan anggota DPRD Tingkat I Jawa
Timur. Tepat 4 Desember 1979 di Surabaya,
ulama dan pakar Kristologi berdarah Madura ini
meninggal dunia. Namanya pun mengabadi,
sekekal jasanya dalam membendung
Kristenisasi. 

Ya Allah limpahkan Asror dan keutamaan yang Engkau berikan pada beliau, limpahkan juga pada kami dan anak cucu kami.


Biografi Lengkap Syekh Al Hallaj

0 komentar

Al-Hallaj di lahirkan di kota Thur yang bercorak
Arab di kawasan Baidhah, Iran tenggara, pada
866M. Berbeda dengan keyakinan umum, ia
bukan orang Arab, melainkan keturunan Persia.
Kakeknya adalah seorang penganut Zoroaster
dan ayahnya memeluk islam.
Ketika al-Hallaj masih kanak-kanak, ayahnya,
seorang penggaru kapas (penggaru adalah
seorang yang bekerja menyisir dan memisahkan
kapas dari bijinya). Bepergian bolak-balik antara
Baidhah, Wasith, sebuah kota dekat Ahwaz dan
Tustar. Dipandang sebagai pusat tekstil pada
masa itu, kota-kota ini terletak di tapal batas
bagian barat Iran, dekat dengan pusat-pusat
penting seperti Bagdad, Bashrah, dan Kufah.
Pada masa itu, orang-orang Arab menguasai
kawasan ini, dan kepindahan keluarganya berarti
mencabut, sampai batas tertentu, akar budaya al-
Hallaj.
Di usia sangat muda, ia mulai mempelajari tata
bahasa Arab, membaca Al-Qur’an dan tafsir serta
teologi. Ketika berusia 16 tahun, ia
merampungkan studinya, tapi merasakan
kebutuhan untuk menginternalisasika n apa yang
telah dipelajarinya. Seorang pamannya bercerita
kepadanya tentang Sahl at-Tustari, seorang sufi
berani dan independen yang menurut hemat
pamannya, menyebarkan ruh hakiki Islam. Sahl
adalah seorang sufi yang mempunyai kedudukan
spiritual tinggi dan terkenal karena tafsir Al-
Qur’annya. Ia mengamalkan secara ketat tradisi
Nabi dan praktek-praktek kezuhudan keras
semisal puasa dan shalat sunat sekitar empat
ratus rakaat sehari. Al-Hallaj pindah ke Tustar
untuk berkhidmat dan mengabdi kepada sufi ini.
Dua tahun kemudian, al-Hallaj tiba-tiba
meninggalkan Sahl dan pindah ke Bashrah. Tidak
jelas mengapa ia berbuat demikian. Sama sekali
tidak dijumpai ada laporan ihwal corak
pendidikan khusus yang diperolehnya dari Sahl.
Tampaknya ia tidak dipandang sebagai murid
istimewa. Al-Hallaj juga tidak menerima
pendidikan khusus darinya. Namun, ini tidak
berarti bahwa Sahl tidak punya pengaruh pada
dirinya. Memperhatikan sekilas praktek
kezuhudan keras yang dilakukan al-Hallaj
mengingatkan kita pada Sahl. Ketika al-Hallaj
memasuki Bashrah pada 884M, ia sudah berada
dalam tingkat kezuhudan yang sangat tinggi. Di
Bashrah, ia berjumpa dengan Amr al-Makki yang
secara formal mentahbiskannya dalam tasawuf.
Amr adalah murid Junaid, seorang sufi paling
berpengaruh saat itu.
Al-Hallaj bergaul dengn Amr selama delapan
belas bulan. Akhirnya ia meninggalkan Amr juga.
Tampaknya seorang sahabat Amr yang bernama
al-Aqta yang juga murid Junaid mengetahui
kemampuan dan kapasitas spiritual dalam diri al-
Hallaj dan menyarankan agar ia menikah dengan
saudara perempuannya, (Massignon menunjukkan
bahwa pernikahan ini mungkin punya alasan
politis lantaran hubungan al-Aqta) Betapapun
juga Amr tidak diminta pendapatnya, sebagaiman
lazimnya terjadi. Hal ini menimbulkan kebencian
dan permusuhan serta bukan hanya memutuskan
hubungan persahabatan antara Amr dan Al-Aqta,
melainkan juga membahayakan hubungan guru-
murid antara Amr dan al-Hallaj. Al-Hallaj yang
merasa memerlukan bantuan dan petunjuk untuk
mengatasi situasi ini, berangkat menuju Baghdad
dan tinggal beberapa lama bersama Junaid, yang
menasehatinya untuk bersabar. Bagi Al-Hallaj, ini
berarti menjauhi Amr dan menjalani hidup tenang
bersama keluarganya dan ia kembali ke kota
kelahirannya. Diperkirakan bahwa ia memulai
belajar pada Junaid, terutama lewat surat-
menyurat, dan terus mengamalkan kezuhudan.
Enam tahun berlalu, dan pada 892M, al-Hallaj
memutuskan untuk menunaikan ibadah haji ke
Mekah. Kaum Muslimin diwajibkan menunaikan
ibadah ini sekurang-kurangnya sekali selama
hidup (bagi mereka yang mampu). Namun ibadah
haji yang dilakukan al-Hallaj tidaklah biasa,
melainkan berlangsung selama setahun penuh,
dan setiap hari dihabiskannya dengan puasa dari
siang hingga malam hari. Tujuan al-Hallaj
melakukan praktek kezuhudan keras seperti ini
adalah menyucikan hatinya menundukkannya
kepada Kehendak Ilahi sedemikian rupa agar
dirinya benar-benar sepenuhnya diliputi oleh
Allah. Ia pulang dari menunaikan ibadah haji
dengan membawa pikiran-pikiran baru tentang
berbagai topik seperti inspirasi Ilahi, dan ia
membahas pikiran-pikiran ini dengan para sufi
lainnya. Diantaranya adalah Amr al-Makki dan
mungkin juga Junaid.
Sangat boleh jadi bahwa Amr segera menentang
al-Hallaj. Aththar menunjukkan bahwa al-Hallaj
datang kepada Junaid untuk kedua kalinya
dengan beberapa pertanyaan ihwal apakah kaum
sufi harus atau tidak harus mengambil tindakan
untuk memperbaiki masyarakat (al-Hallaj
berpandangan harus, sedangkan Junaid
berpandangan bahwa kaum sufi tidak usah
memperhatikan kehidupan sementara di dunia
ini). Junaid tidak mau menjawab, yang membuat
al-Hallaj marah dan kemudian pergi. Sebaliknya,
Junaid meramalkan nasib Al-Hallaj.
Ketika al-Hallaj kembali ke Bashrah, ia memulai
mengajar, memberi kuliah, dan menarik sejumlah
besar murid. Namun pikiran-pikirannya
bertentangan dengan ayah mertuanya. Walhasil,
hubungan merekapun memburuk, dan ayah
mertuanya sama sekali tidak mau mengakuinya.
Ia pun kembali ke Tustar, bersama dengan istri
dan adik iparnya, yang masih setia kepadanya. Di
Tustar ia terus mengajar dan meraih keberhasilan
gemilang. Akan tetapi, Amr al-Makki yang tidak
bisa melupakan konflik mereka, mengirimkan
surat kepada orang-orang terkemuka di Ahwaz
dengan menuduh dan menjelek-jelekkan nama al-
Hallaj, situasinya makin memburuk sehingga al-
Hallaj memutuskan untuk menjauhkan diri dan
tidak lagi bergaul dengan kaum sufi. Sebaliknya
ia malah terjun dalam kancah hingar-bingar dan
hiruk-pikuk duniawi.
Al-Hallaj meninggalkan jubah sufi selama
beberapa tahun, tapi tetap terus mencari Tuhan.
Pada 899M, ia berangkat mengadakan
pengembaraan apostolik pertamanya ke batasan
timur laut negeri itu, kemudian menuju selatan,
dan akhirnya kembali lagi ke Ahwaz pada 902M.
Dalam perjalanannya, ia berjumpa dengan guru-
guru spiritual dari berbagai macam tradisi di
antaranya, Zoroastrianisme dan Manicheanisme.
Ia juga mengenal dan akrab dengan berbagai
terminologi yang mereka gunakan, yang
kemudian digunakannya dalam karya-karyanya
belakangan. Ketika ia tiba kembali di Tustar, ia
mulai lagi mengajar dan memberikan kuliah. Ia
berceramah tentang berbagai rahasia alam
semesta dan tentang apa yang terbersit dalam
hati jamaahnya. Akibatnya ia dijuluki Hallaj al-
Asrar (kata Asrar bisa bermakna rahasia atau
kalbu. Jadi al-Hallaj adalah sang penggaru
segenap rahasia atau Kalbu, karena Hallaj berarti
seorang penggaru) ia menarik sejumlah besar
pengikut, namun kata-katanya yang tidak lazim
didengar itu membuat sejumlah ulama tertentu
takut, dan ia pun dituduh sebagai dukun.
Setahun kemudian, ia menunaikan ibadah haji
kedua. Kali ini ia menunaikan ibadah haji sebagai
seorang guru disertai empat ratus pengikutnya.
Banyak legenda dituturkan dalam perjalanan ini
berkenaan dengan diri al-Hallaj berikut berbagai
macam karamahnya. Semuanya ini makin
membuat al-Hallaj terkenal sebagai mempunyai
perjanjian dengan jin. Sesudah melakukan
perjalanan ini, ia memutuskan meninggalkan
Tustar untuk selamanya dan bermukim di
Baghdad, tempat tinggal sejumlah sufi terkenal,
ia bersahabat dengan dua diantaranya mereka,
Nuri dan Syibli.
Pada 906M, ia memutuskan untuk mengemban
tugas mengislamkan orang-orang Turki dan
orang-orang kafir. Ia berlayar menuju India
selatan, pergi keperbatasan utara wilayah Islam,
dan kemudian kembali ke Bagdad. Perjalanan ini
berlangsung selama enam tahun dan semakin
membuatnya terkenal di setiap tempat yang
dikunjunginya. Jumlah pengikutnya makin
bertambah.
Tahun 913M adalah titik balik bagi karya
spiritualnya. Pada 912M ia pergi menunaikan
ibadah haji untuk ketiga kalinya dan terakhir kali,
yang berlangsung selama dua tahun, dan berakhir
dengan diraihnya kesadaran tentang Kebenaran.
Di akhir 913M inilah ia merasa bahwa hijab-hijab
ilusi telah terangkat dan tersingkap, yang
menyebabkan dirinya bertatap muka dengan sang
Kebenaran (Al-Haqq). Di saat inilah ia
mengucapkan, “Akulah Kebenaran” (Ana Al-
Haqq) dalam keadaan ekstase. Perjumpaan ini
membangkitkan dalam dirinya keinginan dan
hasrat untuk menyaksikan cinta Allah pada
menusia dengan menjadi “hewan kurban”. Ia rela
dihukum bukan hanya demi dosa-dosa yang
dilakukan setiap muslim, melainkan juga demi
dosa-dosa segenap manusia. Ia menjadi seorang
Jesus Muslim, sungguh ia menginginkan tiang
gantungan.
Di jalan-jalan kota Baghdad, dipasar, dan di
masjid-masjid, seruan aneh pun terdengar:
“Wahai kaum muslimin, bantulah aku! Selamatkan
aku dari Allah! Wahai manusia, Allah telah
menghalalkanmu untuk menumpahkan darahku,
bunuhlah aku, kalian semua bakal memperoleh
pahala, dan aku akan datang dengan suka rela.
Aku ingin si terkutuk ini (menunjuk pada dirinya
sendiri) dibunuh.” Kemudian, al-Hallaj berpaling
pada Allah seraya berseru, “Ampunilah mereka,
tapi hukumlah aku atas dosa-dosa mereka.”
Yang mengherankan, kata-kata ini mengilhami
orang-orang untuk menuntut adanya perbaikan
dalam kehidupan dan masyarakat mereka.
Lingkungan sosial dan politik waktu itu
menimbulkan banyak ketidakpuasan di kalangan
masyarakat dan kelas penguasa. Orang banyak
menuntut agar khalifah menegakkan kewajiban
yang diembankan Allah dan Islam atas dirinya.
Sementara itu, yang lain menuntut adanya
pembaruan dan perubahan dalam masyarakat
sendiri.
Tak pelak lagi, al-Hallaj pun punya banyak
sahabat dan musuh di dalam maupun di luar
istana khalifah. Para pemimpin oposisi, yang
kebanyakan adalah murid al-Hallaj,
memandangnya sebagai Imam Mahdi atau juru
selamat dan, dengan harapan meraih kekuasaan,
berusaha memanfaatkan pengaruhnya pada
masyarakat untuk menimbulkan gejolak dan
keresahan. Para pendukungnya di kalangan
pemerintahan melindunginya sedemikian rupa
sehingga ia bisa membantu mengadakan
pembaruan sosial. Di atas segalanya, berbagai
gejolak pun muncul dan sudah pasti berakhir
secara dramatis.
Pada akhirnya, keberpihakan al-Hallaj berikut
pandangan-pandangan nya tentang agama,
menyebabkan dirinya berada dalam posisi
berseberangan dengan kelas penguasa. Pada
918M, ia diawasi, dan pada 923M ia ditangkap.
Sang penasehat khalifah termasuk di antara
sahabat al-Hallaj dan untuk sementara berhasil
mencegah upaya untuk membunuhnya. Al-Hallaj
dipenjara hampir selama sembilan tahun. Selama
itu ia terjebak dalam baku sengketa antara
segenap sahabat dan musuhnya. Serangkaian
pemberontakan dan kudeta pun meletus di
Bagdad. Ia dan sahabat-sahabatnya disalahkan
dan dituduh sebagai penghasut. Berbagai
peristiwa ini menimbulkan pergulatan kekuasaan
yang keras di kalangan istana khalifah. Akhirnya,
wazir khalifah, musuh bebuyutan al-Hallaj berada
di atas angin, sebagai unjuk kekuasaan atas
musuh-musuhnya ia menjatuhkan hukuman mati
atas al-Hallaj dan memerintahkan agar ia
dieksekusi.
Tak lama kemudian, al-Hallaj disiksa di hadapan
orang banyak dan dihukum di atas tiang
gantungan dengan kaki dan tangannya terpotong.
Kepalanya dipenggal sehari kemudian dan sang
wazir sendiri hadir dalam peristiwa itu. Sesudah
kepalanya terpenggal, tubuhnya disiram minyak
dan dibakar. Debunya kemudian dibawa ke
menara di tepi sungai Tigris dan diterpa angin
serta hanyut di sungai itu.
Demikian, al-Hallaj dibunuh secara brutal. Akan
tetapi ia tetap hidup dalam kalbu orang-orang
yang merindukan capaian rohaninya. Dengan
caranya sendiri, ia telah menunjukkan pada para
pencari kebenaran langkah-langkah yang mesti
ditempuh sang pecinta agar sampai pada kekasih
Berbagai legenda dan kisah tentang al-Hallaj
Bagaimana mulanya Husain ibn manshur di sebut
al-Hallaj sebuah nama yang berarti penggaru
(khususnya kapas)? Menurut Aththar, suatu hari
Husain ibn Manshur melewati sebuah gudang
kapas dan melihat seonggok buah kapas. Ketika
jarinya menunjuk pada onggokan buah kapas itu.
Biji-bijinya pun terpisah dari serat kapas. Ia juga
dijuluki Hallaj- al-asrar –penggaru segenap
Kalbu– karena ia mampu membaca pikiran orang
dan menjawab berbagai pertanyaan mereka
sebelum ditanyakan kepadanya.
Al-Hallaj terkenal karena berbagai keajaibanya.
Salah satu orang muridnya menuturkan kisah
berikut ini:
Sewaktu menunaikan ibadah haji kedua kalinya,
al-Hallaj pergi ke sebuah gunung untuk
mengasingkan diri bersama beberapa orang
pengikutnya. Sesudah makan malam, al-Hallaj
mengatakan bahwa ia ingin makan manisan.
Murid-muridnya kebingungan lantaran mereka
telah memakan habis semua bekal yang mereka
bawa. Al-Hallaj tersenyum dan berjalan
menembus kegelapan malam. Beberapa menit
kemudian, ia kembali sambil membawa makanan
berupa kue-kue hangat yang belum pernah
mereka ketahui sebelumya. Ia meminta mereka
untuk makan bersamanya, seorang muridnya,
yang penasaran dan ingin tahu dari mana al-
Hallaj memperolehnya, menyembunyikan kue
bagiannya, ketika mereka kembali dari
mengasingkan diri sang murid ini mencari
seseorang yang bisa mengetahui asal kue itu,
seseorang dari Zabid, sebuah kota yang jauh dari
situ, mengetahui bahwa kue itu berasal dari
kotanya, sang murid yang keheranan ini pun
sadar bahwa al-Hallaj memperoleh kue itu secara
ajaib. “Tak ada seorang pun dan hanya jin saja
yang sanggup menempuh jarak sedemikian jauh
dalam waktu singkat”! serunya.
Pada kesempatan lain al-Hallaj mengarungi
padang pasir bersama sekelompok orang dalam
perjalanan menuju Mekah. Di suatu tempat,
sahabat-sahabatnya menginginkan buah ara, dia
ia pun mengabil senampan penuh buah ara dari
udara. Kemudian mereka meminta halwa, ia
membawa senampan penuh halwa hangat dan
berlapis gula serta memberikannya kepada
mereka, usai memakannya mereka mengatakan
bahwa kue itu khas berasal dari daerah anu di
Bagdad, mereka bertanya ihwal bagaimana ia
memperolehnya. Ia hanya menjawab, baginya
Baghdad dan padang pasir sama dan tidak ada
bedanya, kemudian mereka meminta kurma, ia
diam sejenak berdiri dan menyuruh mereka untuk
menggerakkan tubuh mereka seperti mereka
menggoyang-goyang pohon kurma, mereka
melakukannya, dan kurma-kurma segar pun
berjatuhan dari lengan baju mereka.
Al-Hallaj terkenal bukan hanya karena
keajaibannya, melainkan juga karena
kezuhudannya. Pada usia lima puluh tahun ia
mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak
mengikuti agama tertentu, melainkan mengambil
dan mengamalkan praktek apa saja yang paling
sulit bagi nafs (ego)-nya dari setiap agama. Ia
tidak pernah meninggalkan shalat wajib, dengan
shalat wajib ini ia melakukan wudhu jasmani
secara sempurna.
Ketika ia mulai menempuh jalan ini, ia hanya
mempunyai sehelai jubah tua dan dan bertambal
yang telah dikenakannya selama bertahun-tahun.
Suatu hari, jubah itu diambil secara paksa, dan
diketahui bahwa ada banyak kutu dan serangga
bersarang didalamnya –yang salah satunya
berbobot setengah ons. Pada kesempatan lain,
ketika ia memasuki sebuah desa, orang-orang
melihat kalajengking besar yang mengikutinya.
Mereka ingin membunuh kalajengking itu, ia
menghentikan mereka seraya mengatakan bahwa
kalajengking itu telah bersahabat dengannya
selama dua belas tahun, tampaknya ia sudah
sangat lupa pada nyeri dan sakit jasmani.
Kezuhudan al-Hallaj adalah sarana yang
ditempanya untuk mencapai Allah, yang dengan-
Nya ia menjalin hubungan sangat khusus
sifatnya, suatu hari, pada waktu musim ibadah
haji di Mekah, ia melihat orang-orang bersujud
dan berdoa, “Wahai Engkau. Pembimbing mereka
yang tersesat, Engkau jauh di atas segenap
pujian mereka yang memuji-Mu dan sifat yang
mereka lukiskan kepada-Mu. Engkau tahu bahwa
aku tak sanggup bersyukur dengan sebaik-
baiknya atas kemurahan-Mu. Lakukan ini di
tempatku, sebab yang demikian itulah satu-
satunya bentuk syukur yang benar.”
Kisah penangkapan dan eksekusi atas dirinya
sangat menyentuh dan mengharu-biru kalbu.
Suatu hari, ia berkata kepada sahabatnya, Syibli,
bahwa ia sibuk dengan tugas amat penting yang
bakal mengantarkan dirinya pada kematiannya.
Sewaktu ia sudah terkenal dan berbagai
keajaibannya dibicarakan banyak orang. Ia
menarik sejumlah besar pengikut dan juga
melahirkan musuh yang sama banyaknya,
akhirnya, khalifah sendiri mengetahui bahwa ia
mengucapkan kata-kata bid’ah, “Akulah
Kebenaran.” Musuh al-Hallaj menjebaknya untuk
mengucapkan, Dia-lah Kebenaran ia hanya
menjawab, “Ya, segala sesuatu adalah Dia!
Kalian bilang bahwa Husain (al-Hallaj) telah
hilang, memang benar. Namun Samudra yang
meliputi segala sesuatu tidaklah demikian.”
Beberapa tahun sebelumnya, ketika al-Hallaj
belajar dibawah bimbingan Junaid, ia
diperintahkan untuk bersikap sabar dan tenang.
Beberapa tahun kemudian, ia datang kembali
menemui Junaid dengan sejumlah pertanyaan.
Junaid hanya menjawab bahwa tak lama lagi ia
bakal melumuri tiang gantungan dengan
darahnya sendiri, Tampaknya, ramalan ini benar
adanya. Junaid ditanya ihwal apakah kata-kata
al-Hallaj bisa ditafsirkan dengan cara yang bakal
bisa menyelamatkan hidupnya. Junaid menjawab,
“Bunuhlah ia, sebab saat ini bukan lagi waktunya
menafsirkan. ” al-Hallaj di jebloskan ke penjara.
Pada malam pertama sewaktu ia dipenjara, para
sipir penjara mencari-carinya. Mereka heran.
Ternyata selnya kosong. Pada malam kedua,
bukan hanya al-Hallaj yang hilang, penjara itu
sendiri pun hilang!
Pada malam ketiga, segala sesuatunya kembali
normal. Para sipir penjara itu bertanya, di mana
engkau pada malam pertama? ia menjawab,
“pada malam pertama aku ada di hadirat Allah.
Karena itu aku tidak ada di sini. Pada malam
kedua, Allah ada di sini, karenanya aku dan
penjara ini tidak ada. Pada malam ketiga aku di
suruh kembali!”
Beberapa hari sebelum dieksekusi, ia berjumpa
dengan sekitar tiga ratus narapidana yang
ditahan bersamanya dan semuanya dibelenggu.
ia berkata bahwa ia akan membebaskan mereka
semua, mereka heran karena ia berbicara hanya
tentang kebebasan mereka dan bukan
kebebasannya sendiri ia berkata kepada mereka:
“Kita semua dalam belenggu Allah di sini. Jika
kita mau, kita bisa membuka semua belenggu
ini,” kemudian ia menunjuk belenggu-belenggu itu
dengan jarinya dan semuanya pun terbuka. Para
narapidana pun heran bagaimana mereka bisa
melarikan diri, karena semua pintu terkunci. Ia
menunjukkan jarinya ke tembok, dan terbukalah
tembok itu. “Engkau tidak ikut bersama kami?”
tanya mereka “Tidak, ada sebuah rahasia yang
hanya bisa diungkapkan di tiang gantungan!”
jawabnya
Esoknya, para sipir penjara bertanya kepadanya
tentang yang terjadi pada narapidana lainnya. Ia
menjawab bahwa ia telah membebaskan mereka
semua.
“Mengapa engkau tidak sekalian pergi?” tanya
mereka “Dia mencela dan menyalahkanku.
Karenanya aku harus tetap tinggal di sini untuk
menerima hukuman,” jawabnya
Sang khalifah yang mendengar percakapan ini,
berpikir bahwa al-Hallaj bakal menimbulkan
kesulitan, karena itu, ia memerintahkan,
“Bunuhlah atau cambuklah sampai ia menarik
kembali ucapannya!” Al-Hallaj dicambuk tiga
ratus kali dengan rotan, setiap kali pukulan
mengenai tubuhnya terdengar suara gaib berseru,
“Jangan takut, putra Manshur.”
Mengenang hari itu, seorang sufi syekh Shaffar,
mengatakan aku lebih percaya pada akidah sang
algojo ketimbang akidah al-Hallaj. Sang algojo
pastilah mempunyai akidah yang kuat dalam
menjalankan Hukum Ilahi sebab suara itu bisa
didengar demikian jelas, tetapi tangannya tetap
mantap.
Al-Hallaj digiring untuk di eksekusi. Ratusan
orang berkumpul. Ketika ia melihat kerumunan
orang, ia berseru lantang, “Haqq, Haqq, ana al-
Haqq –Kebenaran, kebenaran, Akulah
kebenaran.”
Pada waktu itu, seorang darwis memohon al-
Hallaj untuk mengajarinya tentang cinta. Al-Hallaj
mengatakan bahwa sang darwis akan melihat dan
mengetahui hakikat cinta pada hari itu, hari esok,
dan hari sesudahnya.
Al-Hallaj dibunuh pada hari itu. Pada hari kedua
tubuhnya dibakar, dan pada hari ketiga abunya
ditebarkan dengan angin, Melalui kematiannya,
al-Hallaj menunjukkan bahwa cinta berarti
menanggung derita dan kesengsaraan demi
orang lain.
Ketika menuju ke tempat eksekusi, ia berjalan
dengan sedemikian bangga. “Mengapa engkau
berjalan sedemikian bangga?” tanya orang-orang.
“Aku bangga lantaran aku tengah berjalan
menuju ketempat pejagalanku, ” jawabnya
kemudian ia melantunkan syair demikian:
Kekasihku tak bersalah
Diberi aku anggur dan amat memperhatikanku,
laksana tuan rumah
perhatikan sang tamu
Setelah berlalu sekian lama,
dia menghunus pedang dan
menggelar tikar pembantaian
Inilah balasan buat mereka yang minum anggur
lama
bersama dengan singa
tua di musim panas.
Ketika dibawa ke tiang gantungan, dengan suka
rela ia menaiki tangga sendiri. Seseorang
bertanya tentang hal (keadaan spiritual atau
emosi batin)-nya. Ia menjawab bahwa perjalanan
spiritual para pahlawan justru dimulai di puncak
tiang gantungan, ia berdoa dan berjalan menuju
puncak itu.
Sahabatnya, Syibli, hadir di situ dan bertanya,
“Apa itu tasawuf?” al-Hallaj menjawab bahwa apa
yang disaksikan Syibli saat itu adalah tingkatan
tasawuf paling rendah. “Adakah yang lebih tinggi
dari ini?” tanya Syibli “Kurasa, engkau tidak akan
mengetahuinya! “, jawab al-Hallaj.
Ketika al-Hallaj sudah berada di tiang gantungan,
setan datang kepadanya dan bertanya, “Engkau
bilang aku dan aku juga bilang aku. Mengapa
gerangan engkau menerima rahmat abadi dari
Allah dan aku, kutukan abadi?”
Al-Hallaj menjawab, “Engkau bilang aku dan
melihat dirimu sendiri, sementara aku
menjauhkan diri dari keakuan-ku. Aku beroleh
rahmat dan engkau, kutukan. Memikirkan diri
sendiri tidaklah benar dan memisahkan diri dari
kedirian adalah amalan paling baik.”
Kerumunan orang mulai melempari al-Hallaj
dengan batu. Namun, ketika Syibli melemparkan
bunga kepadanya untuk pertama kalinya, al-Hallaj
merasa kesakitan. Seseorang bertanya, “Engkau
tidak merasa kesakitan dilempari batu, tapi
lembaran sekuntum bunga justru membuatmu
kesakitan mengapa?
Al-Hallaj menjawab “Orang-orang yang jahil dan
bodoh bisa dimaafkan. Sulit rasanya melihat
Syibli melempar lantaran ia tahu bahwa
seharusnya ia tidak melakukannya. ”
Sang algojo pun memotong kedua tangannya. Al-
Hallaj tertawa dan berkata, “Memang mudah
memotong tangan seorang yang terbelenggu.
Akan tetapi, diperlukan seorang pahlawan untuk
memotong tangan segenap sifat yang
memisahkan seseorang dari Allah.” (dengan kata
lain, meninggalkan alam kemajemukan dan
bersatu dengan Allah membutuhkan usah keras
dan luar biasa). Sang Algojo lantas memotong
kedua kakinya. Al-Hallaj tersenyum dan berkata,
“Aku berjalan di muka bumi dengan dua kaki ini,
aku masih punya dua kaki lainnya untuk berjalan
di kedua alam. Potonglah kalau kau memang bisa
melakukannya! ”
Al-Hallaj kemudian mengusapkan kedua lenganya
yang buntung kewajahnya sehingga wajah dan
lengannya berdarah. “Mengapa engkau mengusap
wajahmu dengan darah?” tanya orang-orang. Ia
menjawab bahwa karena ia sudah kehilangan
darah sedemikian banyak dan wajahnya menjadi
pucat maka ia mengusap pipinya dengan darah
agar orang jangan menyangka bahwa ia takut
mati.
“Mengapa,” tanya mereka, “Engkau membasahi
lenganmu dengan darah?” Ia menjawab, “Aku
sedang berwudu. Sebab, dalam salat cinta.
Hanya ada dua rakaat, dan wudhunya dilakukan
dengan darah.”
Sang algojo kemudian mencungkil mata al-Hallaj.
Orang-orang pun ribut dan berteriak. Sebagian
menangis dan sebagian lainnya melontarkan
sumpah serapah, lalu, telinga dan hidungnya
dipotong. Sang algojo hendak memotong
lidahnya. Al-Hallaj memohon waktu sebentar
untuk mengatakan sesuatu, “Ya Allah, janganlah
engkau usir orang-orang ini dari haribaan-Mu
lantaran apa yang mereka lakukan karena
Engkau. Segala puji bagi Allah, mereka
memotong tanganku karena Engkau semata. Dan
kalau mereka memenggal kepalaku, itu pun
mereka melakukan karena keagungan-Mu. ”
Kemudian ia mengutip sebuah ayat Al-Qur’an:
“Orang-orang yang mengingkari Hari Kiamat
bersegera ingin mengetahuinya, tetapi orang-
orang beriman berhati-hati karena mereka tahu
bahwa itu adalah benar.”
Kata-kata terakhirnya adalah: Bagi mereka yang
ada dalam ekstase “Cukuplah sudah satu
kekasih.”
Tubuhnya yang terpotong, yang masih
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, dibiarkan
berada di atas tiang gantungan sebagai pelajaran
bagi yang lainnya. Esoknya, baru sang algojo
memenggal kepalanya. Ketika kepalanya
dipenggal al-Hallaj tersenyum dan meninggal
dunia. Orang-orang berteriak tapi al-Hallaj
menunjukkan betapa berbahagia ia bersama
dengan kehendak Allah. Setiap bagian tubuhnya
berseru, “Akulah kebenaran”, sewaktu meninggal
dunia setiap tetesan darahnya yang jatuh ke
tanah membentuk nama Allah.
Hari berikutnya mereka yang berkomplot
menentangnya, memutuskan bahwa bahkan
tubuh al-Hallaj yang sudah terpotong-potong pun
masih menimbulkan kesulitan bagi mereka.
Karena itu, mereka pun memerintahkan agar
tubuhnya di bakar saja. Malahan, abu jenazahnya
berseru, “Akulah Kebenaran.”
Al-Hallaj telah meramalkan kematiannya sendiri
dan memberitahu pembantunya bahwa ketika abu
jenazahnya dibuang ke sungai Tigris permukaan
sungai akan naik sehingga seluruh Baghdad pun
terancam tenggelam. Ia memerintahkan
pembantunya menaruh jubahnya ke sungai untuk
meredakan ancaman banjir, pada hari ketiga
ketika abu jenazahnya diterbangkan oleh angin
ke sungai. Permukaan air pun terbakar, air mulai
naik, dan sang pembantu melakukan apa yang
diperintahkannya, permukaan air pun surut, api
padam, dan abu jenazah al-Hallaj pun diam.
Waktu itu, seorang tokoh terkemuka mengatakan
bahwa ia melakukan salat sepanjang malam di
bawah tiang gantungan sepanjang malam. Ketika
fajar menyingsing, terdengarlah suara gaib
berseru, “Kami berikan salah satu rahasia kami
dan ia tidak menjaganya. Sungguh, inilah
hukuman bagi mereka yang mengungkapkan
segenap rahasia kami.”
Syibli menyebutkan bahwa, suatu malam. Ia
mimpi bertemu dengan al-Hallaj dan bertanya,
“Bagaimana Allah menghakimi orang-orang ini?”
Al-Hallaj menjawab bahwa mereka yang tahu
bahwasanya ia benar dan juga mendukungnya
berbuat demikian karena Allah semata.
Sementara itu, mereka yang ingin melihat dirinya
mati tidaklah mengetahui hakikat kebenaran, oleh
sebab itu, mereka menginginkan kematiannya,
kematiannya karena Allah semata. Allah
merahmati kedua kelompok ini. Keduanya beroleh
berkah dan rahmat dari Allah.


Kritik Dan Pembelaan Pada Martir Sufi

0 komentar

Husain ibn Mansur al-Hallaj barangkali adalah
syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling
terkenal. Ia terkenal karena berkata: “Akulah
Kebenaran”, ucapan mana yang membuatnya
dieksekusi secara brutal. Bagi para ulama
ortodok, kematian ini dijustifikasi dengan alasan
bid’ah, sebab Islam eksoteris tidak menerima
pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu
dengan Allah dan karena Kebenaran (Al-Haqq)
adalah salah satu nama Allah, maka ini berarti
bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya
sendiri. Kaum sufi sejaman dengan al-Hallaj juga
terkejut oleh pernyataannya, karena mereka
yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh
mengungkapkan segenap pengalaman
batiniahnya kepada orang lain. Mereka
berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu
menyembunyikan berbagai misteri atau rahasia
Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari
kemurkaan Allah lantaran ia telah
mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut.
Meskipun al-Hallaj tidak punya banyak pendukung
di kalangan kaum sufi sezamannya, hampir
semua syekh sufi sesungguhnya memuji dirinya
dan berbagai pelajaran yang diajarkannya.
Aththar, dalam karyanya Tadzkirah al-Awliya,
menyuguhkan kepada kita banyak legenda
seputar al-Hallaj. Dalam komentarnya, ia
menyatakan, “Saya heran bahwa kita bisa
menerima semak belukar terbakar (yakni,
mengacu pada percakapan Allah dengan nabi
Musa as) yang menyatakan Aku adalah Allah,
serta meyakini bahwa kata-kata itu adalah kata-
kata Allah, tapi kita tidak bisa menerima ucapan
al-Hallaj, ‘Akulah Kebenaran’, padahal itu kata-
kata Allah sendiri!”. Di dalam syair apiknya,
Matsnawi, Rumi mengatakan, “Kata-kata ‘Akulah
Kebenaran’ adalah pancaran cahaya di bibir
Manshur, sementara Akulah Tuhan yang berasal
dari Fir’aun adalah kezaliman.  Namun saran Admin Blog Legenda Tauhid menghimpau pada shalikin, muwahidin, dan muhibbin, agar tidak mendustakan kebenaran dari pada sufi-sufi Agung, maupun   pengalaman ruhani diri pribadi. Lebih penting daripada itu adalah menjaga semua pengalaman ruhaniah,jangan sampai mengumbar omongan kepada bukan pada ahlinya.

Firman Allah
Waasirruu qoulakuma
Artinya : Dan rahasiakanlah kalian akan apa saja yang menjadi rahasia Allah pada kalian.


Mungkinkah Selain Nabi Muhammad Dapat Mi'roj ,

0 komentar

Abu Yazid berkisah, “Dengan tatapan yang pasti
aku memandang Allah setelah Dia membebaskan
diriku dari semua makhluk-Nya, menerangi diriku
dengan Cahaya-Nya, membukakan keajaiban-
keajaiban rahasia-Nya dan menunjukkan
kebesaran-Nya kepadaku. Setelah menatap Allah
akupun memandang diriku sendiri dan merenungi
rahasia serta hakekat diri ini. Cahaya diriku
adalah kegelapan jika dibandingkan dengan
Cahaya-Nya, kebesaran diriku sangat kecil jika
dibandingkan dengan kebesaran-Nya, kemuliaan
diriku hanyalah kesombongan yang sia-sia jika
dibandingkan dengan kemuliaan-Nya. Di dalam
Allah segalanya suci sedang didalam diriku
segalanya kotor dan cemar. Bila kurenungi
kembali, maka tahulah aku bahwa aku hidup
karena cahaya Allah. Aku menyadari kemuliaan
diriku bersumber dari kemuliaan dan kebesaran-
Nya. Apapun yang telah kulakukan, hanya karena
kemaha kuasaan-Nya. Apapun yang telah terlihat
oleh mata lahirku, sebenarnya melalui Dia. Aku
memandang dengan mata keadilan dan realitas.
Segala kebaktianku bersumber dari Allah, bukan
dari diriku sendiri, sedang selama ini aku
beranggapan bahwa akulah yang berbakti
kepada-Nya.
Hiasilah diriku dengan ke-Esaan-Mu, sehingga
apabila hamba-hamba-Mu memandangku yang
terpandang oleh mereka adalah ciptaan-Mu. Dan
mereka akan melihat Sang Pencipta mata, bukan
diriku ini”. Keinginanku ini dikabulkan-Nya.
Ditaruh-Nya mahkota kemurahan hati ke atas
kepalaku dan Ia membantuku mengalahkan
jasmaniku. Setelah itu, Dia berkata, “temuilah
hamba-hamba-Ku itu”. Maka kulanjutkan pula
pengembaraan yang tak berkesudahan di lautan
tanpa tepi itu untuk beberapa lama, aku katakan,
“Tidak ada seorang manusiapun yang pernah
mencapai kemuliaan yang lebih tinggi daripada
yang telah kucapai ini. Tidak mungkin ada
tingkatan yang lebih tinggi daripada ini”. Tetapi
ketika kutajamkan pandangan ternyata kepalaku
masih berada di telapak kaki seorang Nabi. Maka
sadarlah aku, bahwa tingkat terakhir yang dapat
dicapai oleh manusia-manusia suci hanyalah
sebagai tingkatan awal dari kenabian. Mengenai
tingkat terakhir dari kenabian tidak dapat
kubayangkan. Kemudian ruhku menembus segala
penjuru di dalam kerajaan Allah. Surga dan
neraka ditunjukkan kepada ruhku itu tetapi ia
tidak peduli. Apakah yang dapat menghadang dan
membuatnya peduli ?.
Semua sukma yang bukan Nabi yang ditemuinya
tidak dipedulikannya. Ketika ruhku mencapai
sukma manusia kesayangan Allah, Nabi
Muhammad SAW, terlihatlah olehku seratus ribu
lautan api yang tiada bertepi dan seribu tirai
cahaya. Seandainya kujejakkan kaki ke dalam
lautan api yang pertama itu, niscaya aku hangus
binasa. Aku sedemikian gentar dan bingung
sehinga aku menjadi sirna. Tetapi betapapun
besar keinginanku, aku tidak berani memandang
tiang perkemahan Muhammad Rasulullah Saw.
Walaupun aku telah berjumpa dengan Allah,
tetapi aku tidak berani berjumpa dengan
Muhammad Rasulullah Saw. Kemudian Abu Yazid
berkata, “Ya Allah, segala sesuatu yang telah
terlihat olehku adalah aku sendiri. Bagiku tiada
jalan yang menuju kepada-Mu selama aku ini
masih ada. Aku tidak dapat menembus keakuan
ini, apakah yang harus kulakukan?” Maka
terdengarlah perintah, “Untuk melepas
keakuanmu itu ikutilah kekasih Kami, Muhammad
Saw. Usaplah matamu dengan debu kakinya dan
ikutilah jejaknya. Maka terjunlah aku ke dalam
lautan api yang tak bertepi dan kutenggelamkan
diriku kedalam tirai-tirai cahaya yang mengelilingi
Muhammad Rasululah Saw. Dan kemudian tak
kulihat diriku sendiri, yang kulihat Muhammad
Rasulullah Saw. Aku terdampar dan kulihat Abu
Yazid berkata,” aku adalah debu kaki Muhammad,
maka aku akan mengikuti jejak beliau Saw.
Suatu hari Abu Yazid berjalan-jalan dengan
beberapa orang muridnya. Jalan yang sedang
mereka lalui sempit dan dari arah yang
berlawanan datanglah seekor anjing. Abu Yazid
menyingkir kepinggir untuk memberi jalan kepada
binatang itu. Salah seorang murid tidak
menyetujui perbuatan Abu Yazid ini dan berkata,”
Allah Yang Maha Besar telah memuliakan
manusia di atas segala makhluk-makhluk-Nya.
Abu Yazid adalah “Raja diantara kaum mistik”,
tetapi dengan ketinggian martabatnya itu beserta
murid-muridnya yang taat masih memberi jalan
kepada seekor anjing. Apakah pantas perbuatan
seperti itu ?” Abu Yazid menjawab,” Anak muda,
anjing tadi secara diam-diam telah berkata
kepadaku, ‘Apakah dosaku dan apakah pahalamu
pada awal kejadian sehingga aku berpakaian kulit
anjing dan engkau mengenakan jubah
kehormatan sebagai raja diantara para mistik?’.
Begitulah yang sampai dalam pikiranku dan
karena itulah aku memberi jalan kepadanya”.
Ada seorang pertapa di antara tokoh suci
terkenal di Bustham yang mempunyai banyak
pengikut dan pengagum, tetapi ia sendiri
senantiasa mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh Abu Yazid. Dengan tekun ia mendengarkan
ceramah-ceramah Abu Yazid dan duduk bersama
sahabat-sahabat beliau. Pada suatu hari
berkatalah ia kepada Abu Yazid, “pada hari ini
genap tiga puluh tahun lamanya aku berpuasa
dan memanjatkan do’a sepanjang malam
sehingga aku tidak pernah tidur. Namun
pengetahuan yang engkau sampaikan ini belum
pernah menyentuh hatiku. Walau demikian aku
percaya kepada pengetahuan itu dan senang
mendengarkan ceramah-ceramahmu”. “Walaupun
engkau berpuasa siang malam selama tiga ratus
tahun, sedikitpun dari ceramahku ini tidak akan
dapat engkau hayati”. “Mengapa demikian ?”,
tanya si murid. “Karena matamu tertutup oleh
dirimu sendiri”, jawab Abu Yazid. “Apakah yang
harus kulakukan ?”, tanya si murid pula. “Jika
kukatakan, pasti engkau tidak mau
menerimanya”, jawab Abu Yazid. “Akan
kuterima !. Katakanlah kepadaku agar kulakukan
seperti yang engkau petuahkan”. “Baiklah!”,
jawab Abu Yazid. “Sekarang ini juga, cukurlah
janggut dan rambutmu. Tanggalkan pakaian yang
sedang engkau kenakan dan gantilah dengan
cawat yang terbuat dari bulu domba. Gantungkan
sebungkus kacang dilehermu, kemudian pergilah
ke tempat ramai. Kumpulkan anak-anak sebanyak
mungkin dan katakan pada mereka,”Akan
kuberikan sebutir kacang kepada setiap orang
yang menampar kepalaku”. Dengan cara yang
sama pergilah berkeliling kota, terutama sekali ke
tempat dimana orang-orang sudah mengenalmu.
Itulah yang harus engkau lakukan”. “Maha besar
Allah! Tiada Tuhan kecuali Allah”, cetus si murid
setelah mendengar kata-kata Abu Yazid itu. “Jika
seorang kafir mengucapkan kata-kata itu niscaya
ia menjadi seorang Muslim”, kata Abu Yazid.
“Tetapi dengan mengucapkan kata-kata yang
sama engkau telah mempersekutukan Allah”.
“Mengapa begitu ?”, tanya si murid. “Karena
engkau merasa bahwa dirimu terlalu mulia untuk
berbuat seperti yang telah kukatakan tadi.
Kemudian engkau mencetuskan kata-kata tadi
untuk menunjukkan bahwa engkau adalah
seorang penting, dan bukan untuk memuliakan
Allah. Dengan demikian bukankah engkau telah
mempersekutukan Allah ?”. “Saran-saranmu tadi
tidak dapat kulaksanakan. Berikanlah saran-saran
yang lain”, si murid keberatan. “Hanya itu yang
dapat kusarankan”, Abu Yazid menegaskan. “Aku
tak sanggup melaksanakannya”, si murid
mengulangi kata-katanya. “Bukankah telah aku
katakan bahwa engkau tidak akan sanggup untuk
melaksanakannya dan engkau tidak akan
menuruti kata-kataku”, kata Abu Yazid. (Besi
mesti dipanasi untuk dijadikan pedang, batu kotor
mesti digosok supaya jadi berlian. “Gosoklah
berlian imanmu dengan Laa illaha ilAllah”.
‘Jadidu Imanakum bi Laa illaha ilAllah’).
“Engkau dapat berjalan di atas air”, orang-orang
berkata kepada Abu Yazid. “Sepotong kayupun
dapat melakukan hal itu”, jawab Abu Yazid.
“Engkau dapat terbang di angkasa”. “Seekor
burung pun dapat melakukan itu”. “Engkau dapat
pergi ke Ka’bah dalam satu malam”. ” Setiap
orang sakti dapat melakukan perjalanan dari India
ke Demavand dalam satu malam”. “Jika
demikian apakah yang harus dilakukan oleh
manusia-manusia sejati ?”, mereka bertanya
kepada Abu Yazid. Abu Yazid menjawab,
“Seorang manusia sejati tidak akan menautkan
hatinya kepada selain Allah Swt.
Sedemikian khusyuknya Abu Yazid dalam berbakti
kepada Allah, sehingga setiap hari apabila
ditegur oleh muridnya, yang senantiasa
menyertainya selama 20 tahun, ia akan
bertanya,” Anakku, siapakah namamu ?” Suatu
ketika si murid berkata pada Abu Yazid,”Guru,
apakah engkau memperolok-olokkanku. Telah 20
tahun aku mengabdi kepadamu, tetapi, setiap
hari engkau menanyakan namaku”. “Anakku”,
Abu Yazid menjawab,”aku tidak memperolok-
olokkanmu. Tetapi nama-Nya telah memenuhi
hatiku dan telah menyisihkan nama-nama yang
lain. Setiap kali aku mendengar sebuah nama
yang lain, segeralah nama itu terlupakan olehku”.
Abu Yazid mengisahkan : Suatu hari ketika
sedang duduk-duduk, datanglah sebuah pikiran ke
dalam benakku bahwa aku adalah Syaikh dan
tokoh suci zaman ini. Tetapi begitu hal itu
terpikirkan olehku, aku segera sadar bahwa aku
telah melakukan dosa besar. Aku lalu bangkit
dan berangkat ke Khurazan. Di sebuah
persinggahan aku berhenti dan bersumpah tidak
akan meninggalkan tempat itu sebelum Allah
mengutus seseorang untuk membukakan hatiku.
Tiga hari tiga malam aku tinggal di persinggahan
itu. Pada hari yang ke-empat kulihat seseorang
yang bermata satu dengan menunggang seekor
unta sedang datang ke tempat persinggahan itu.
Setelah mengamati dengan seksama, terlihat
olehku tanda-tanda kesadaran Ilahi di dalam
dirinya. Aku mengisyaratkan agar unta itu
berhenti lalu unta itu segera menekukkan kaki-
kaki depannya. Lelaki bermata satu itu
memandangiku. “Sejauh ini engkau
memanggilku”, katanya,” hanya untuk
membukakan mata yang tertutup dan
membukakan pintu yang terkunci serta untuk
menenggelamkan penduduk Bustham bersama
Abu Yazid?””Aku jatuh lunglai. Kemudian aku
bertanya kepada orang itu,”Darimanakah engkau
datang?” “Sejak engkau bersumpah itu telah
beribu-ribu mil yang kutempuh”, kemudian ia
menambahkan,”berhati-hatilah Abu Yazid,
Jagalah hatimu!”Setelah berkata demikian ia
berpaling dariku dan meninggalkan tempat itu.
Menolak mereka hanya karena keingkaran
mereka. Segala sesuatu yang kulakukan hanyalah
debu. Kepada setiap perbuatanku yang tidak
berkenan kepada-Mu limpahkanlah ampunan-Mu.
Basuhlah debu keingkaran dari dalam diriku
karena akupun telah membasuh debu
kelancangan karena mengaku telah mematuhi-
Mu. Kemudian Abu Yazid menghembuskan nafas
terakhirnya dengan menyebut nama Allah pada
tahun 261 H /874 M.


Esensi Buta Dan Tidak Kenal

0 komentar

Firman Allah :(QS, Al Israa’ : 72)
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini,
niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula)
dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”. Buta
berarti tidak melihat, tidak tau berarti tidak kenal,
jika tidak kenal bagaimana mungkin engkau bisa
mengatakan cinta kepada yang dicintai jika
engkau sendiri tidak mengenalnya dan tidak
melihatnya. kalau sudah demikian tidaklah rasa
cinta itu mendapat ketenangan jiwa karna tidak
mengenalnya maka itulah yang dinamakan
“CINTA BUTA”. ........
Karna hanya meyakini bahwa Allah itu ada tetapi
tidak mengetahui (mengenal Allah) " Rosulullah
Saw bersabda : “Seseorang itu beserta dengan
siapa yang ia cintai”. Jika cintanya kepada Allah
dan Rasul Nya karena mengenal kepada Allah
dan Rosul Nya maka ia akan beserta yang ia
cintai. Tetapi jika ia mencintai sedangkan ia
sendiri tidak kenal kepada yang dicintai, lalu
kemanakah ia mengalamatkan dzikir?.......Dan
beserta siapakah ia?.......
Justru itu Allah memperingatkan kita dalam
hadits qudsi : Awwaluddin ma’rifatullah = Awal
agama hendaknya mengenal Allah.
Kalau berdzikir menyebut Asma Allah dan seluruh
nama yang terdapat pada Asmaul husna itu semua
manusia bisa kecuali orang bisu karna kita tidak
mendengar suaranya . oleh karena itu gunakan
akal, pikir, pengetahuan yang sudah ada untuk
mengkaji Ilmu Allah jangan sampai kita sesat
menyembah Asma ( nama ) karna semesta Alam
ini dipenuhi dengan nama jangan sampai kita
keliru tersesat di alam yang terang .Perhatikan
dibawah ini
Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada
mereka siapa yang menciptakan langit dan
bumi ?... tentu mereka menjawab “Allah“ katakan
segala puji bagi Allah ; tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui (QS, Luqman’ : 25)
Walaupun kita sudah menjawab dengan Benar
"Allah" yang menciptakan langit dan bumi namun
kata Allah itu hanya segala puji . Kemudian
renungkanlah kalimat yang berbuyi ( tetapi
kebanyakan mereka tidak megetahui ) ini sudah
jelas kita wajib mengetahui / mengenal Allah.
Rasulullah bersabda : “ Siapapun ingin
menjumpai Allah, Allahpun ingin
menjumpainya. Siapa yang tidak ingin
menjumpai Allah, maka Allahpun tidak
ada keinginan untuk mejumpainya”
(R. Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi dan
Nasa’I : radliallahu ‘ anhum)


Pantun Makrifat

0 komentar

Hendak paku petiklah paku
ilmu syariat membelah kata
Paku ada ditanah seberang
Yang satu di belah dua
Carilah aku tuntuti aku
Alim ulama jangan di percaya
Aku berlindung dialam terang
kalau mahluk masih berdaya
hakikat ma'rifat yang pertama
Wahai saudaraku handai taulan
itulah pakaian nabi dan ambiya
Mengenal diri janganlah enggan
siapa saja yang
mengetahuinya Malu
bertanya sesat dijalan
itulah jalan menuju sempurna
Diakhirat nanti pasti dapat siksaan
Biar alim dalam dunia
Allah itu cuma nama
Teklid buta hidup percuma
Diambil dari asmaul husna
Bila Sholat mencari pahala
Barang siapa menyembah nama
Tanda orang munafik kelihatannya
Akan sesat selama-lamanya
Bukan aku teklid buta
Wahai saudaraku tua dan muda
Pimpinan asal semula
fikirkanlah dengan nyata
Kini aku langsung menuju dia
Tidak kenal yang punya nama
Tuhan Allah tiada perantara
Amal ibadah tiada diterima


Esensi Pantun

0 komentar

Pantun merupakan salah satu akar khazanah
perpuisian Indonesia. Meski jejak tersebut
kini sulit ditemukan pada persajakan
kekinian, seperti sajak Abdul Hadi WM,
Ahmadun Yosi Herfanda, Zawawi Imron, Soni
Farid Maulana, maupun Acep Zamzam Noor.
Namun demikian, nuansa rima yang ketat
tetap ada dan menjadi ciri perpuisian mereka
sehingga secara morfologis, sampiran dan isi
sudah tidak ada lagi sehingga yang ada
hanya isi.
Ini tentu saja melanggar pengertian pantun
seperti yang diungkap oleh Markasan dalam
Hadi dkk. yang menyatakan bahwa pantun
memiliki unsur sampiran dan isi, masing-
masing terdiri dua baris, yang satu di awal
dan yang lain di akhir. Selain itu, berpola ab
ab yang menjadi ciri khas dari pantun (2012:
73).
Dalam perkembangannya pantun dalam
kehidupan masyarakat melayu menjadi
tradisi lisan. Oleh karena itu pantun
digunakan oleh semua umur, baik anak,
remaja, maupun orang tua. Hal inilah yang
membuat pantun terbagi menjadi berbagai
jenis. Menurut Yuli, pantun anak-anak
memiliki jenis-jenis seperti, pantun
berdukacita dan pantun bersukacita. Adapun
pantun remaja atau anak muda terdiri dari
pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan,
dan pantun perpisahan. Sedangkan pantun
orang tua terdiri dari pantun nasihat, pantun
adat, pantun budi, pantun kepahlawanan, dan
pantun agama. Selain pembagian
berdasarkan usia tersebut, pantun juga
terbagi dalam pola, yakni pantun jenaka dan
pantun teka-teki (2013).


Sejarah Tumbuh - tumbuhan

0 komentar

P ertama dimana Tuhan menciptakan Malaikat
terlebih dahulu dan baru kemudian alam
semesta yang penuh tumbuh-tumbuhan bunga-
bunga warna warni indah rerumputan indah
sekali seperti layaknya surga dan ada juga buah-
buahan beraneka ragam lalu TUHAN berdialog
dengan para Malaikat untuk membuat bumi dan
seisinya yang dimana nanti akan ada suatu
perubahan besar pertama akan diciptakan
mahluk hewan seperti: Dinasaurus,buaya
kuno,monyet besar,harimau besar kuno dan
singa kuno, ular batu,babi kuno dll.
Lalu menciptakan Air yaitu seperti sungai besar
ke hulu laut dimana ada mata airnya lalu
diciptakan gunung - gunung yang penuh dengan
pohon-pohonan lebat seperti hutan dan ada air
didlm gunung ada juga api didlm gunung yang
dimana digunung itu ada untuk tambang berupa
pasir hitam dan ada juga bebatuan kristal hitam
dan ada juga gunung tambang emas tambang
kapur dan dimana juga ada pepohonan untuk
dijadikan hasil bumi seperti karet dll dan ada
juga pohon yang ada dilaut bisa buat minuman
dan bisa juga dibuat gula dan minyak dll yang
nantinya untuk kehidupan dikemudian hari dan
dimana ada juga buah-buahan seperti
mangga,jeruk stroberry,pisang,alpukat,masih
banyak lagi ini hanya sebagian saja dan ada
juga bunga-bunga warna warni seperti bunga
mawar bunga melati bunga anggrek,bunga
teratai dll masih banyak lagi yang nantinya
bermaanfaat untuk dikemudian hari.
Setelah semuanya terisi yang ada didalam bumi
ini yang dimana termasuk langit ,bintang bulan
dan matahari yang dimana mendapat pantulan
dari langit diluar bumi dan dimana bumi
dikelilingi 12 planet yang dimana pula bumi
disanggah banteng ikan batu dll yang dimana
pernah saya ceritakan mengenai alam
semesta ,setelah itu diturunkan hewan-hewan
jadi stuktur yang sebenarnya adalah pertama
diciptakan terlebih dahulu air,gunung,tumbuh-
tumbuhan,buah-buahan,bunga-bunga dan
terakhir barulah hewan-hewan yang beraneka
ragam bentuknya.dan mereka diturunkan
berpasangan dikehidupan di bumi ini.mereka
setelah turun ke bumi hidup layaknya binatang
mencari kehidupan baru dan mencari makan apa
saja yang ada dibumi ini.
Setelah hidup beratus abad dan bahkan beribu-
ribu abad lamanya barulah TUHAN hancurkan
kembali seperti semula kosong didalam bumi
ini.yang telah terjadi gempa besar gunung pada
meletus air laut pasang dan banyak pohon-
pohon pada hancur dan kering yang dimana
keluar lahar panas yang ada digunung tumbuh-
tumbuhan pada kering dan rusak bunga-bunga
pada mati buah-buahan pada rusak tidak bisa
dimakan sehingga tidak adanya udara untuk
bernafas sehingga pada banyak yang pada mati
yang dimana hewan-hewan pada berlarian
kesana kemari mencari selamat dan mereka
berusaha mencari lorong dan akhirnya mereka
menemukan lorong yang dimana ada lorong yang
tidak terkena hancur semua hewan-hewan pada
masuk kedalam sebuah lorong tersebut semua
pada berebutan untuk masuk kesana dan saling
dorong mendorong karena takut tidak bisa
masuk ke lorong itu begitu terakhir tinggal sang
dinosaurus yang tdk bisa masuk tapi sebelum
itu ada babi besar susah masuk terus dibantu
oleh dinasaurus yang dimana akhirnya bisa
masuknya kelorong tersebut babi itu membantu
dinasaurus untuk masuk ke lorong tersebut tapi
karena tidak bisa masuk juga,dinasaurus berkata
babi besar lari cepat waktunya tidak akan lama
biarlah saya disini mungkin sudah takdir saya
harus mati disini betapa sedihnya babi tersebut
sambil menangis babi tersebut lari kelorong
tersebut yang tidak tahu sampai kapan ada
akhirnya lorong tersebut.yang dimana mereka
berdiam sejenak di lorong tersebut lalu
melanjutkan kembali perjalanan tersebut.
Hewan-hewan tersebut tidak menyadari bahwa
mereka berjalan selama berabad-abad tahun
lamanya tidak lama kemudian ada titik terang
ada cahaya dari lorong didepannya semua
hewan-hewan ini senang dan gembira hati
mereka ini hewan yang bisa berbicara satu
sama lainnya dan akhirnya mereka bersatu dan
tidak saling bermusuhan lagi semenjak
disepanjang lorong tersebut.begitu sampai
diujung lorong ini mereka keluar dari lorong satu
persatu betapa kagetnya mereka ternyata
betapa indahnya alam ini seperti mereka hidup
dahulu tapi betapa kaget juga mereka mereka
yang tadinya besar berubah jadi kecil dan tidak
bisa bicara seperti mereka bicara dahulu mereka
senang tapi sedih yang dimana akhirnya mereka
hanya bisa berbicara bahasa bathin saja tidak
bisa bicara lagi karena mereka ternyata masuk
didunia alam manusia yang berbadan kecil dan
manusia normal dan dimana kerbau sapi juga
ada disana yang nantinya akan bisa dikorbankan
manusia untuk dimakan yang dimana hewan-
hewan tersebut tinggal pada saat adanya ADAM
dan HAWA pertama muncul di BUMI
Disini mereka akhirnya hidup sampai akhir
zaman sampai turun temurun,betapa sedihnya
Babi tersebut karena tidak bisa menolong
dinasaurus tersebut.
Inilah akhir sejarah yang telah terjadi yang
dimana diciptakannya manusia setelah
zamannya hewan purbakala dulu yang terjadinya
penciptaan pertama kemudian baru manusia.
Dan akan terjadi suatu pembelajaran
manusia supaya mengerti awal mulanya
penciptaan Bumi.


Sejarah Dewa Dewi

1 komentar

Saya ceritakan sedikit kilas balik cerita yang
pernah diceritakan sebelumnya yang di tulis
tentang asal usul bangsa Jin, dimana pada saat
di suruh taruh cupu mani lalu di bawa ke bukit
tapi apa yng terjadi keesokan harinya ternyata
ovumnya tidak bisa jadi anak manusia dan tidak
lama kemudian dimana malaikat Jaan turun dari
langit yang dimana Ibu Hawa melempar
ovumnya ke atas lalu di ambil dan di buahi oleh
malaikat Jaan dengan seizin Tuhan jadilah anak
yaitu Sanghyang Sys, sambil menggendong bayi
yang berbadan sukma dan sambil meratapi
kesedihan dan menitikan air mata Ibu Hawa
berjalan terus selama kurang lebih 5 tahun
lamanya yang dimana mendapat perintah untuk
pergi menuju ke Tigris Babylonia untuk menetap
disana di temani oleh Malaikat Jaan sambil di
hibur supaya tidak sedih terus yang dimana
harus menerima kenyataan dalam hidupnya
bahwa memang dapat tugas mempunyai anak
tidak berbadan manusia tetapi berbadan sukma,
tidak lama sampai juga ke tempat yang telah di
tentukan dimana di daerah itu masih sepi dan
pepohonan yang liar dengan kewelas asihan
Malaikat Jaan dengan izin Tuhan dan dimana
Malaikat Jaan dengan ilmunya membantu
membabat pepohonan itu supaya terlihat terang
dan rapih, dan dimana daerah itu dekat dengan
Sungai Gangga yang tidak lama kemudian
Malaikat Jaan meminta kepada Ibu Hawa untuk
mempunyai anak kembali dan tidak lama
kemudian beruntun mempunyai 5 orang anak
perempuan yang jaraknya tidak terlalu jauh ya
sekitar 2 sampai 3 tahun yang nanti keseluruhan
anak jadi 6 orang itu mendapat tugas masing
masing, dan apabila sudah besar nanti Malaikat
Jaan berkata kepada Ibu Hawa sebelum mereka
pergi dari daerah ini sudah ada penerus dari
anak anaknya.
Setelah mereka dari kecil sampai remaja di beri
ilmu pendidikan agama percaya kepada Satu
Tuhan , dengan cara membaca doa doa bahasa
Ibrani yang dimana kegunaannya untuk bisa
membantu dan mengatur alam, dan bisa
bekerjasama nantinya tapi itu semua dengan
izin Tuhan sebelum melaksanakan tugasnya
mereka harus membuat ciptaannya dulu untuk
menyebarkan kepercayaan ini supaya tidak
hilang begitu saja, untuk mengajarkan anak anak
Adam dan Hawa yang manusia agar nantinya
dapat membantu menyebarkan kepercayaan ini,
lalu setelah remaja mereka menciptakan dari
darahnya sendiri atas seizin Tuhan untuk
mempunyai anak dari dirinya sendiri, anak
pertamanya yang laki laki yaitu Sanghyang Sys
mempunyai anak 5 orang yaitu yang bernama
Sanghyang Anwar, Sanghyang Nurcahya,
Sanghyang Nur Rasa, Sanghyang Tunggal,
Sanghyang Manik Maya, lalu begitu juga dengan
adiknya yang perempuan tapi tidak semua anak
tidak diturunkan ke dunia, tetapi ada yang di
turunkan kedunia yaitu Dewi Balqis dan Cucunya
Dewi Naga Selatan, yang nantinya menjadi
Dewa Dewi di India adalah anak dari Sanghyang
Tunggal dan Sanghyang Manik Maya, dan
dewinya adalah dari Dewi Naga Selatan yang
dimana nantinya mereka menciptakan semua
dewa dewinya di India
Sekarang saya menceritakan asal usulnya Dewa
Dewi di India
Penciptaan Dewa oleh anak dari Sanghyang
Tunggal dan Sanghyang Manik Maya
Sanghyang Tunggal itu punya anak yang
bernama Sanghyang Ismaya ( Dewa Semar )
dan Sanghyang Manik Maya punya anak yang
bernama Dewa Arjuna
P ertama-tama Sanghyang Ismaya menciptakan
Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Syiwa
untuk menjalankan tugasnya dan meneruskan
ajarannya ke umat manusia kepada umat
manusia yaitu anak Adam dan Hawa, dan
dimana mereka mempunyai tugas masing
masing nantinya. Tapi sebelum mereka turun
untuk mengajarkan Ilmu itu mereka diajari
dahulu tentang tata krama sopan santun dan
welas asih dan menceritakan yang dimana
nantinya ada sebuah kerajaan dari Sanghyang
Ismaya yang nantinya akan mengatur tata cara
kehidupan Negara yang baik dan benar dan
mengatur bangsanya lebih baik lagi, yang
dimana dewanya membangun bangsa dan
negerinya tapi ini semua atas izin Tuhan
begitulah Sanghyang Ismaya mengajarkan ke 3
dewa tersebut dengan membaca mantera.
Khusus untuk Dewa Syiwa yang dimana
nantinya akan menjadi dewanya kegelapan
dimana dewa ini Dewa Syiwa api yang dimana
dewa pembawa angkara murka dan dia itu
termasuk dewa yang menguji umat manusia
dimana mau jadi manusia yang baik atau
mengikuti Ilmunya dewa kegelapan yang dimana
Dewa Syiwa bisa marah apabila nantinya terjadi
pelanggaran dari tingkah laku manusia,
keluarlah hawa amarahnya yang dimana bisa
menghancurkan sebagian kecil dari perbuatan
manusia itu sendiri dan banyak yang tidak tahu
dari sifat Dewa Syiwa yang sebenarnya karena
mereka melihat dari kulit luarnya saja.
Dan dimana mereka tetap meminta sesuatu
padahal Dewa Syiwa tindak meminta
persembahan itu , tetapi ada timbul tangan
kanan yang ketiga dari Dewa Syiwa yang tujuan
hanya untuk mengetes manusia, karena
manusianya mau maka disitulah terjadi
perjanjian itu, sebenarnya Dewa Syiwa tidak
setuju dengan adanya perjanjian itu karena
dengan perjanjian itu Dewa Syiwa bisa di tandai
atau di cap sebagai Dewanya kegelapan juga
Dewanya penghancur angkara murkanya. Dan
pada akhirnya Dewa Syiwa tidak bisa berbuat
apa apa karena mendapatkan izin dari Tuhan,
tetapi Dewa Syiwa sempat memprotes kepada
Tuhan, yang dimana Tuhan mengatakan tidak
apa-apa karena ini untuk pengujian pada
manusia apabila sadar bisa terselamatkan tetapi
bila manusia itu tidak sadar maka ada aturan
sendiri dari Tuhan, dan penjabarannya maka
Dewa Syiwa baru mengerti.
Yang pertama adalah tentang Dewa Brahma
D ewa Brahma disini diajarkan tentang Ilmu
pengetahuan dan Agama yang dimana nanti
mengajarkan umat untuk percaya kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan di ajarkan tata krama sopan
santun kepada sesama umat manusia dan
mencintai alam semesta dan seluruh mahluk di
muka bumi ini dan suka saling tolong menolong,
karena Dewa Brahma mengajarkan orang supaya
welas asih dan mempergunakan hati yang paling
dalam sanubari.
Setiap masing masing manusia yang dimana
manusia mempunyai akal sehat untuk berfikir
dan menyerap semua Ilmu pengetahuan dan
Ilmu Agama dan juga memberikan
pengembangan Ilmu tapi harus berdasarkan
sesuai Agama yang dimana tetap di utamakan
kewelas asihan, memang Dewa Brahma tahu
tidak semua manusia mau mengikuti ajaran
Agama Dewa Ismaya yang dimana Dewa
Brahma diajarkan Agama tersebut karena
manusia mempunyai nafsu yang berbeda-beda
dan suatu keinginan beda beda, tapi mereka
memegang ajaran ini untuk suatu kekuatan hati
apabila mereka sedang kesedihan dan
kesusahan, setelah malang melintang disuatu
kehidupan, yang dimana kehidupan didunia
adakalanya suka dan duka banyak dinamikanya
dan dimana dibantu istrinya yang cerdas dan
pintar yang dimana diajarkan oleh Dewi Planet
tentang teknologi dan membangun bangsa yang
cerdas makmur bijaksana dan bertanggung
jawab kepada umat manusia , mereka di berikan
untuk penjagaan diri dari marabahaya tetapi
untuk diri sendiri bukan untuk berantem atau
menyombongkan diri, apabila melanggar maka
akan berbalik diri sendiri, setelah beratus ratus
tahun dan beribu ribu tahun lamanya Dewa
Brahma baru bisa diterima oleh seluruh
masyarakat di India dan menyebar ke seluruh
dunia untuk menerima ajaran ini.
Dan mencapai puncak ajaranya Dewa Brahma
mempunyai murid banyak untuk membuka
seluruh kuil di India tempat berdoanya kepada
Dewa Dewi dimana pencerahan mulai datang di
India dan disitulah Dewa Brahma mulai tenang
dalam hidupnya hanya duduk diam di rumah
Ibadahnya, sekali kali menerima tamunya
sampai akhir hayatnya, karena sudah
mempunyai murid banyak dan mempunyai 5
orang kepercayaan yang dimana ke 5 muridnya
yang siap melanjutkan ajaran Dewa Brahma
hingga sekarang.
Yang kedua tentang Dewa Wisnu
D ewa Wisnu adalah dewa pemelihara alam
semesta dan membantu umat manusia supaya
tidak terjadinya perpecahan dan membantu
orang untuk melakukan kebajikan dan suka
menolong manusia yang kesusahan dengan hati
bersih ikhlas dan menjadikan manusia menjadi
manusia sejati yang dimana harus dibersihkan
sifat sifat yang tidak baik dalam pikirannya
untuk melakukan kejahatan dan dimana Dewa
Wisnu ini manusia seperti air yang mengalir
tenang tapi pasti dalam kehidupan di kemudian
harinya yang nanti akan bisa mencapai satu
kemakmuran yang merata dan tiada lagi rasa
takut dalam kehidupan yang akan datang dan
tidak mudah mencapai itu, karena harus
kesabaran hati yang dimana tidak mudah
menjalaskan kepada manusia yang dimana beda
beda dalam suatu tuntutan hidup mereka dan
mereka diajarkan bagaimana memelihara alam
dan semua yg ada di muka bumi ini yang
dimana ada yang boleh diambil dan yang tidak
boleh di ambil, terkadang ada satu sifat
keserahkahan dalam diri manusia dan dimasukin
oleh pikiran dan bisikan yang menyesatkan,
tetapi apabila manusia mau memakai sejatinya
manusia tidak akan terjadi tapi kalau tidak akan
bisa menghancurkan alam dan dimana Dewa
Wisnu mendatangi mereka dan mengajarkan
dengan bahasa yang sangat halus dan lembut,
janganlah semua lapisan dimusnahkan cukup
satu lapisan saja dan jangan sampai tidak di
tanam lagi dan juga hewan hewan di
kembangbiakan kembali, kalian di izinkan Tuhan
untuk keperluan kalian didunia, tapi janganlah
jadi manusia serakah dan jangan lupa di tanam
lagi dan hutan jangan semua di tebang semua
harus menunggu waktunya dan apabila sudah di
batas izin jangan mengambil lagi tempat yang
bukan tempatnya atau yang dimana nanti yang
bukan wilayah nanti akan tumbang dengan
sendirinya dan itu bisa di ambil sesuai
tumbangnya pohon yang dialam pegunungan dan
nanti bisa tumbuh lagi dengan sendirinya yang
dimana Dewa Wisnu sebagai dewa yang
ditugaskan untuk menjaga alam dan memelihara
seluruhnya dari kehancuran tangan tangan
manusia yang terkadang memakai hati nurani
lagi atau untuk diri sendiri.
Maka sekarang akhir dari semua penjelasan ini
bahwa ini semua ditetapkan oleh Sanghyang
Ismaya menjadikan Agama Hindu untuk
mengajarkan manusia bisa menjadikan lebih
beradap cara berfikir dan bertingkah lakunya
yang selama ini kurang cerdas dan hanya
berfikir sempit dll, dan disini akan menerangkan
bahwa Dewa Brahma lahir dari Ibu Dewi Langit
untuk di taruh di telur dan di letakan di atas
bunga wijaya kusuma putih mirip teratei dan
diambil sepasang keluarga sederhana dengan
kecerdasan dan kekuatan ilmunya di ajarkan lalu
di ambil kerajaan untuk mengajarkan ke Esaan
dan Agama dan tatanan kekuatan dalam
megatasi suatu kerajaan dengan ilmu
pengetahuan dan di kawinkan oleh salah satu
anak raja yang kemudian mempunyai anak 2 tapi
ada ada anak yang satu tidak bisa punya anak
tapi tetap setia sampai akhir hayatnya, tapi
yang satu lagi punya tapi hanya satu
perempuan, dan sekarang Dewa Wisnu yang
dimana Dewa Wisnu sendiri mempunyai anak
tetapi meninggal dan mengambil anak dari
keluarga istrinya supaya ilmunya bisa
dikembangkan walaupun bukan anak kandungya
tapi itu semua sudah di atur oleh Tuhan.
Yang ketiga tentang Dewa Syiwa
D ewa Syiwa mempunyai anak perempuan yang
di ajarkan ilmu api oleh bapaknya supaya bisa
melanjutkan ilmu dari para Dewa Dewi yang
dimana tetap pada tempatnya mengikuti
aturannya yang ada, yang dimana diceritakan
kisah sejarah ini dari kitab Dewa Dewi yang
nantinya bisa menjelaskan semuanya dan dapat
di pelajari nantinya dan memberitahukan Agama
Hindu yang sebenarnya.


Sejarah Agama Konghuchu

0 komentar

Sebelum adanya ajaran konghuchu yang dimana
sudah diajarkan terlebih dahulu kepada orang-
orang pilihan yang dimana diajarkan tentang
ajaran kemanusian kemuliaan dan kesusilaan
yang dimana akan dijelaskan bahwa ajaran ini
mengenai tentang hati manusia didlm
menjalankan hidup dan berbuat kebaikan
sesama umat manusia seperti dengan
masyarakat dan keluarga dan sesama umat
didunia dalam bertindak dan tingkah lakunya
sehari-hari dan juga diterangkan tentang sistim
perkawinan dan sistim hukum manusia supaya
manusia lebih baik lagi dalam kehidupannya
yang dimana tidak akan semaunya sendiri.dan
adanya sistim hukum yang berlaku supaya tidak
adanya kesewenangan manusia terhadap
sesamanya dan diajarkan cara bertingkah laku
sopan santun dalam perbuatan dan tindakan
begitu juga didalam pemerintahan dalam
mengatur Negara nantinya yang dimana mereka
mendapatkan wahyu ke 4 orang pilihan
tersebut ,yang dimana dulunya pada zaman
dinasti XIN yang dimana terjadinya pembuatan
penanggalan IMLEK.Dan yang mana nantinya
mengajarkan juga ajaran tentang Keesaan
TUHAN .
Setelah berabad-abad lamanya yang dimana
mereka menginginkan adanya diajarkan secara
langsung jangan hanya wahyu saja karena
mereka akan lebih akurat untuk penyampaiannya
maka berkatalah Nabi IDRIS untuk meminta
kepada dewa dewi untuk memberikan kekuatan
pada salah satu bayi yang nantinya yang akan
dipilih untuk menyebarkan ajaran ini dan
meminta kepada dewa dewi dari orang-orang
yang pernah belajar mengenai ajaran ini yang
dimana adanya reinkarnasi untuk menitis
kepada anak manusia yang dimana telah
diajarkan tentang keesaan TUHAN dan akan
diturunkan kepada keluarga yang bisa mendidik
anak dan kepada keluarga muda yang dimana
mereka baru menikah dan tidak lama kemudian
istrinya hamil yang dimana dimimpikan bahwa
bila anak ini lahir berikan nama ini KONGHUCHU
yang nantinya akan menjadikan dia penyebar
ajaran tersebut dengan namanya itu dia akan
menjadi seorang penyair dan penulis kitab yang
nantinya banyak dipakai seluruh penjuru dunia
dan akan menjadi salah satu agama di
dunia.sembilan bulan kemudian lahirlah
KONGHUCHU .
Setelah remaja usia konghuchu sudah
mencapai umur 2O TAHUN dia bertanya-tanya
dalam dirinya mengapa saya sering dimimpikan
didatengin seorang nabi yang katanya utusan
TUHAN yang dimana menyuruhnya pergi kea
rah utara nanti akan bertemu dengan salah satu
Nabi yang sudah mengajarkan beberapa orang
pilihan yang selama ini nabi tersebut menunggu
lama,setelah itu terbangun dari tidurnya bahwa
dia melihat tidak seperti mimpi tapi seperti
kenyataan akhirnya dia memutuskan untuk
pergi kearah yang dikatakan dalam mimpi lalu
konghuchu berkata kepada orang tuanya bahwa
dia akan pergi ke utara mengikuti apa yang ada
dalam mimpinya kesuatu tempat.
Tiga tahun lamanya berjalan kea rah utara yang
dimana selama perjalanan mendapatkan suatu
pengalaman yang dimana salah satunya juga
pernah mendapatkan wahyu untuk menulis tata
cara ajaran tersebut mengenai keesaan TUHAN
dan politik dalam kejujuran dan kebenaran
dalam menjalani hidup dan semua masalah yang
dihadapi nanti dengan memberikan ajaran
seperti puisi dalam bahasa yang sangat dalam
dan menyampaikan dengan alat musik sambil
membaca puisi tersebut. Setelah belajar selama
setahun dia pergi lagi kearah yang dituju semula
yang dimana selama perjalanan mulailah
konghuchu melihat orang kesusahan dan
mengajarkan orang bagaiman bekerja yang baik
dan benar dan mendapatkan rejeki yang halal
dan dimana juga menyampaikan sedikit-sedikit
apa yang didapati paham-paham ajaran tersebut
dan cara berdoa dan membaca puisi sambil
memejamkan mata dengan khusus yang dimana
meminta kepada TUHAN apa yang
diinginkannya orang tersebut Konghuchu
memberi sedekah kepada orang yang tidak
mampu sambil mengajarjan paham ajaraan
tersebut dan mengajarkan lebih baik bekerja dari
pada tidak itu yang diajarkannya seperti ini
KONGHUCHU menjelaskan apabila kita tidak
salah janganlah merasa takut akan perbuatannya
dan apabila ada melakukan suatu kesalah an
katakana terus terang janganlah lari dari suatu
kenyataan yang ada dalam hidup karena akan
tersiksa apabila kita tidak jujur untuk
mengatakannya yang sesungguhnya.
Tidak terasa akhirnya sampailah apa yang akan
dituju oleh KONGHUCHU untuk bertemu dengan
Nabi yang akan mengajarkan semua ajarannya
kepada dirinya itu. Lalu KONGHUCHU melihat
sebuah rumah gubug tua yang berhalaman luas
banyak sekali tanaman dan buah-buahan dan
binatang kecil seperti air mengalir saja. Setelah
sampai Konghuchu tidak sadar bahwa yang
dihadapannya itulah Nabi tersebut yang
dipikirannya apa yang akan diajarkan kepada
konghuchu . begitu sadar dia disapa ada apa
nak mengapa diam membisu seperti bingung
melihatnya lalu Nabi tersebut menyuruhnya
masuk kedalam rumahnya dan disuruh istihat
dahulu baru nanti dilanjutkan pembicaraannya
Keesokan harinya barulah bicara lagi setelah
istirahat panjang dan pagi-pagi sudah disediakan
setelah sarapan barulah diajak kesebuah
ruangan yang dimana banyak tulisan yang
terukir indah dengan tulisan kaligrafi china yang
dimana ada makna dalam tulisan tersebut yang
penuh makna yang mendalam dan untuk
membaca doa dan caranya yang telah dibuat
oleh Nabi yang telah dirangkum dengan
sempurna dan banyak yang diperbaharui yang
dimana sebelum pendahulunya yang ini lebih
lengkap penyampainya .yang pertama tama
diajarkan bagaimana harus mempunyai sifat dan
hati bersih baik hati suka menolong sesame
umat manusia yang dimana akan diajarkan
sejatinya manusia yang nantinya akan mencapai
tingkat makomnya lebih tinggi dan tahap
pertama disucikan dahulu hati dan cara pola
berpikirnya dan dilatih kecerdasan dalam
bertindak dalam semua perbuatannya memakai
hati yang paling dalam tidak bole ada rasa benci
iri dan dengki harus punya hati mulia memang
susah untuk dijalankan krn manusia pasti masih
ada rasa amarah dan emosi yang meluap-luap
tapi bukan berarti tidak boleh marah hanya
janganlah berlebihan yang dimana nantinya akan
mengajarkan ajaran ini setelah dibersihkan
beberapa lamanya barulah masuk ke ajaran
tersebut yang dimana belajar doa dalam bentuk
puisi yang dimana nantinya itu untuk ketaatan
kepada TUHAN setelah banyak membuat dan
mencatat semua ajaran tersebut KONGHUCHU
belajar ini selama 3 tahun lamanya dan setelah
itu masuk bagian ke dua yang dimana diajarkan
cara berpolitik untuk menghadapi orang yang
licik dan tidak mempunyai perasaan, inipun
belajar selama 2tahun lamanya setelah paham
apa yang diajarkan Nabi tersebut lalu diajarkan
tahap ke tiga mengenai kemanusiaan keluarga
masyarakat dan Negara kesusilaan dalam
penghidupan dimana memberikan penerangan
bagaikan cahaya yang keluar dari sanubarinya
dan untuk meyakinkan umat manusia harus ada
welas asih dan berbuat amal untuk membantu
orang yang tidak mampu supaya manusia
berhasil dalam kehidupannya, belajar ini
KONGHUCHU selama dalam menerima
pelajaran ini setelah cukup belajar selama 5
tahun dan jadi semuanya selama 10 tahun ini
Konghuchu diminta sama gurunya yaitu Nabi
untuk membuat puisi tentang hati dan kebaikan
setelah membuatnya diperlihatkan kepada
gurunya lalu gurunya berkata ini bagus dan bisa
dipakai untuk menerangkan dan mengajarkan
kepada umat manusia setelah selesai semua
yang telah diberikan akhirnya KONGHUCHU
pergi tapi sebelum pergi Nabi tersebut berkata
suatu saat akan menjadi besar dan terkenal di
seluruh dunia buatlah tempat suci seperti
klenteng yang dimana hanya tulisan saja dan
untuk menunjukan KeesaanTUHAN tidak tampak
tapi dapat dirasakan dalam hati apabila
sungguh-sungguh mendalami ajaran tersebut
Setelah itu mulailah KONGHUCHU mulai
mrngajarkan ajaran tersebut yang akhirnya
terdengar sampai kekaisar yang dimana akhirnya
dipanggil kaisar untuk membantu keadaan politk
kekuasaan lalu mintalah KONGHUCHU untuk
membuatkan sebuah klenteng besar yang
nantinya untuk semua umaat manusia dan
dimana kaisar bisa juga berdoa disini yang
dimana akhirnya mempunyai murid hanya lima
orang yang intinya yang nantinya membantu
menyebarkan ajaran ini setelah sekian lama
berada di istana dan memberikan cara
penghitungan tanggal dan ajaran tersebut yang
akhirnya diresmikan oleh kaisar HAN yang
dimana nantinya menjadikan ajaran ini resmi
menjadi agam KONGHUCHU sampai akhir
hayatnya hingga Konghuchu meninggal .
Yang dimana akhirnya KONGHUCHU menjadikan
tesebar diseluruh dunia dan dikenang untuk
selamanya. Dan kemudian mereka menamakan
NABI KONGZI agama yang diresmikan nya
sebagai kitab Nabi tertua yang dimana
sebelumnya sudah ada 4 orang dan yang
terakhir adalah Nabi KONGZI jadi semuanya
berjumlah 5 orang sehingga menjadi lima unsure
tapi Nabi KONGZI adalah Nabi Kongzi yang
diajarkan langsung dari salah satu Nabi TUHAN
yang berhasil menyebarkan ajaran agama
KONGHUCHU atau yang dibilang NABI
KONGZI.sampai hingga kini.


Sejarah Agama Shinto

1 komentar

Sebelum menceritakan sejarah ajaran Shinto
akan diceritakan terjadinya bangsa jepang dan
sampai turunanya ajaran Shinto dan sampai
diresmikan menjadi agama resmi di Jepang ini
terjadi pada abad 5 SM , yang dimana kehidupan
bangsa jepang yang dulunya masih bersuku –
suku dan berkelompok dalam setiap daerahnya
yang dimana masih memakai bahasa daerahnya
masing-masing dan mereka hanya bisanya
bercocok tanam dan memancing ikan dilaut
belum mengerti tentang teknik tehnologi masih
bersifat alami dalam memakai alat tersebut
bahkan berdoa saja mereka tidak mengerti
tetapi mereka adalah manusia yang suka saling
membantu satu sama lain dalam kehidupan
sehari-hari dan mereka punya perkebunan tapi
mereka mengerjakannya secara alami .
Tidak lama kemudian dewa naga merah turun
ke Negara ini yang nantinya dinamakan Negara
NIPPON yang sekarang dinamakan JEPANG
lebih terkenalnya, yang dimana nama NAGA
MERAH bernama XIN JIA THAN yang dimana
anak dari Dewi Naga Utara yang di utus untuk
mengajarkan agama kehidupan dan kejayaan
cara bercocok tanam yang baik termasuk
tehknologi untuk suatu kekuatan dan
kebanggaan suatu bangsa yang nantinya akan
dihormati diseluruh dunia, yang dimana
belumlah ada kerajaan yang dimana hanya
seorang pedagang besar yang mempunyai suatu
kehidupan yang agak lebih layak yang dimana
anaknya sudah ada yang menikah dan ada satu
baru menikah lalu Dewa XIN JIA THAN
memminta ijin untuk menitipkan anaknya dari
saripati atau benihnya sendiri untuk dilahirkan
ke dunia untuk membuat suatu kerajaan besar
yang dimana nantinya sebagai symbol Negara
kekaisar an yang abadi sampai akhir hayat dan
jepang nantinya Negara tekhnologi yang
terbesar juga yang dimana akan diakui di dunia
pertanian dan perkebunan juga maju tapi lebih
sukses nanti dibidang industry, maka sebelum
itu diajarkanlah membaca menulis dan berhitung
supaya mereka pintar dan sukses mereka
diajarkan berdisiplin diri dan tangguh yang
dimana nantinya apabila terbentuk keluarga
kerajaan akan lebih kuat dan diajarkan cara
berperang atau berlatih sistim ke militerannya
dimana mereka membuat sekolah anak-anak
didik begitu juga nantinya anak langsung dari
dewa NAGA MERAH .
Setelah bertahun tahun lamanya dan anaknya
dewa NAGA MERAH menanjak remaja yang
dimana dulunya dititipkan ke anak pedagang
besar tersebut , dan dimana dewa punya 5
panglima yang asli dari sana yang dimana
ciptaan dari ibundanya nenek Naga Emas yaitu
Dewi XIE SHE ER, yang nantinya untuk
mengawal anaknya sendiri yang dimana
panglima menikah dengan anak manusia yang
nantinya untuk mengawal anak Dewa NAGA
MERAH, yang dimana anak yang lahir dan telah
menjadi remaja itu perempuan yang bernama
dewi HIMAWARI yang nantinya akan menjadi
Ratu yang akan dibantu membuat suatu
kerajaan kaisar di kota kuno yaitu di Kyoto yang
dimana sebelumnya sudah diajarin cara-cara
ritual berdoa kepada dewa dan dewi yang
nantinya akan memberikan keberkahan dan
kejayaan kepada bangsanya yang dimana ritual
ini menyangkut dengan alam seisinya berdoa
memanggil para dewa matahari dewa bulan
dewa bintang dan dewipun demikian dewi
tumbuhan dewi pagi dewi bunga dewi binatang
dll yang dimana nantinya akan terbentuk lima
unsur yang menjadi jalur berdoa kepada dewa
dewi yang akan membuat kesuburan didalam
lautan dan daratan setelah semuanya kuat dan
sudah berdirinya kerajaan yang nantinya
membatu rakyat dan membuat benteng
kemiliterannya dan tempat suci selesai dibangun
dan mereka belajar agama dewa dewi sehingga
mereka bingung nanti akan dinamakan apa kalau
sudah menyebar tidak mungkin tidak punya
nama lalu dewa Naga Merah bertanya kepada
neneknya dan bertanya pula kepada
SANGHIYANG SYS sebagai dewa Matahari yang
nantinya akan membantu dewi Matahari yang
ada dibumi untuk membuat manusia sukses
dan menjadi bangsa jujur dalam kekaisaran dan
dalam pemerintahan nantinya setelah
dibicarakan disampaikan kepada rakyat dan
penduduk disekitarnya bahwa ini ajaran
dinamakan ajaran Shinto yang dimana berdoa
ditempat suci setelah itu dikukuhkannya dan
dikawinkan anaknya dengan bangsawan kaya
yang punya uang banyak yang dulunya berupa
kertas lembaran yang bergambar Naga
pemberian dewa untuk dipakai untuk berdagang
setelah sukses dia dari dagangnya setelah
menikah mereka tinggal diistana yang nanti
akan menurunkan turunannya tapi saat remaja
dewi himawari mengajarkan ajaran Shinto ini
keseluruh penjuru di jepang tentang kecintaan
dan kesetiaan kepada dewa dan dewi untuk
memuja yang nantinya keturunannya atau
leluhurnya membantu turunannya yang dimana
nantinya mereka tetap jaya .
Bertahun-tahun berpuluh-puluh tahun dan
beratus-ratus tahun lamanya mereka berhasil
menjadikan jepang maju dan mereka membuat
suatu pemerintahan sendiri dan kaisar
dibelakang layar saja dan hanya sebagai symbol
saja dibelakang layar dibikin pemerintahan dan
mereka ingin berjaya terus dan membangun
kekuatan militer tekhnologi dan mobil yang
mereka sudah rencanakan dan dimana pembuat
mobil adalah turunan dari ke 5 panglima dewa
NAGA MERAH, dan dimana nantinya pembuatan
mobil yang akan datang dan dimana sudah
direncanakan jauh-jauh sebelumnya yang
dimana turunan dari anak ke 5 panglima dewa
Naga Merah yang bisa buat kapal selam dan
kapal perang dan mobil mewah semua yang ada
dibumi ini.
Dimana jepang sempat menyerang amerika dan
dimana juga jepang dibom amerika disitulah
mereka belajar lagi lebih baik dan mereka terus
mempelajari suatu kesalahan dan berdoa kepada
dewi matahari yang dimana setelah dia
meninggal dan menampakan diri kehadapan
rakyatnya yang dimana dibawa oleh bapaknya
dewa Naga Merah kelangit dan dibawa
ketempatnya langit dijepang ketempat para
dewa dewi dikayangan yang di mana mereka
berdoa dan memuja kepada dewi matahari
hingga kini dan dimana akhirnya ajaran Shinto
menjadi agama resmi di Jepang.


Sejarah Agama Budha

0 komentar

Pada awal mulanya yang dimana dahulu ada
suatu kerajaan disuatu wilayah timur India yang
masih banyak pohon-pohon sakka yang dimana
salah satu pohon itu nanti akan lahir bayi yang
nantinya sebagai penyebar ajaran BUDHHA ,dan
dimana suatu kerajaan ini nantinya akan lahir
anak yang akan menjadi pencerahan cahaya
dalam menjalankan ajaran BUDHHA .
Kerajaan ini berada diwilayah timur India yang
dimana akan mempunyai anak laki-laki yang
nantinya akan menjadi pencerahan cahaya
sempurna yaitu dimana nama rajanya Sri
Baginda Raja Suddonna dari suku SAKYA dan
Ratunya bernama Maha Maya Dewi dan tidak
lama kemudian Ratu Maha Maya mengandung
selama 9 bulan lamanya ketika masuk bulannya
Ratu tersebut mendapatkan mimpi bahwa akan
melahirkan di pohon sakka bodis Sal atau yang
dinamakan MONTADARANTHASAKKA. Setelah
bulannya tiba untuk melahirkan RATU Maha
Maya Dewi minta untuk melahirkan di taman
LUMBINI yang dimana ada pohon bodis dan
begitu sampai disini tidak lama kemudian mau
melahirkan dan sambil berdiri tidak lama
bayinya keluar dimana dibantu pendampingnya
untuk mengambil anaknya dan tanpa diduga ada
arus air yang mengalir dalam bentuk 2 aliran
yang satu air dingin dan air panas untuk
membersihkanbayi tersebut dari darah dan
dibersihkan dan di sucikan dan tidak lama
seperti bayi ajaib yang bisa berdiri dan berjalan
kearah teratai seperti seakan sudah disediakan
seperti tahu akan adanya bayi akan lahir setelah
berjalan kearah utara yang dimana teratai air
yang ada disitu lalu bayi tersebut duduk bersila
kemudian bangun dan berdiri lalu melangkah
mendekati ibunya dan digendong oleh dayang-
dayang dimana dijemput ketaman itu lalu Ratu
Maha Maya Dewi kondisinya semakin lemah dan
banyak sekali darah yang keluar sehingga
akhirnya meninggal dunia hanya bertahan hidup
1hari, setelah itu dinikahkanlah adiknya karena
permintaan kakaknya supaya dapat mengurus
anaknya yang dimana Raja menamakannya
SIDARTA GAUTHAMA, yang dimana dulunya
sebelum lahirnya kedunia janin yang akan
diturunkan ini dari Eyang SEMAR untuk
meminta bibinya DEWI NAGA SELATAN yang
akan dititipkan kepada salah satu kerajaan yang
ada di INDIA di wilayah bagian timur laut, yang
dimana nantinya akan dilahirkan ke dunia
dimana salah satu ciptaannya eyang SEMAR
sampai dia lahir dan menemukan jalannya untuk
menjadi BUDHHA barulah selesai tugasnya
karena sudah mengantarkannya menjadi
pencerahan cahaya sempurna mengajarkan
ajaran BUDHHA .
Sejak kecil SIDARTHA tidak pernah keluar dari
istana dimanjakan hingga remaja yang akhirnya
menikah dengan saudara sepupunya dari
keluarga ibunya pada saat menikah rakyat
boleh datang tapi tidak boleh bicara yang telah
terjadi diluar dan beberapa bulan kemudian yang
dimana istrinya sedang hamil 3 bulan jalan yang
dimana SIDARTHA GAUTAMA keinginannya kuat
untuk ingin melihat keadaan diluar karena sudah
berapa kali dimimpikan disuruh keluar dari
istana setelah sebulan SIDARTHA berpikir lalu
diambilah suatu keputusan untuk pergi dari
istana tapi sebelumnya menyampaikan kepada
istrinya terlebih dahulu, mulanya tidak diizinkan
tapi karena keinginannya sudah kuat tekatnya
yang dengan berat hati istrinya mengizinkannya
juga lalu Sidartha menemui Raja untuk meminta
izin untuk keluar dari sini dengan alasan ingin
melihat langsung keadaan rakyatnya betapa
terkejut bapaknya karena tidak menyangka apa
yang ditakutin selama ini akhirnya terjadi sudah
berusaha menahan seperti apapun tetap saja
tidak bisa dengan mata berkaca-kaca menahan
sedih di matanya akhirnya mengijinkan keluar
dari istana tapi tiba-tiba Raja berubah pikiran
dan mengatakan tunggu saja anaknya lahir dan
menyaksikan kelahiran anaknya SIDARTHA
GAUTHAMA tahu bahwa bapaknya tidak akan
mengijinkan dia keluar dari Istana, terpikirlah
dirinya keluar dari Istana pada malam hari untuk
lebih amannya yang dimana dia ditemani orang
kepercayaannya untuk keluar dari Istana untuk
melihat keadaan rakyat dengan mata kepala
sendiri seperti apa kondisinya setelah keluar
dari Istana betapa kagetnya SIDARTHA banyak
sekali rakyatnya menderita tanpa sengaja
mendengar pembicaraan rakyatnya bahwa
selama ini rakyat tidak pernah dikasih
kesejahteraan dari kerajaan yang ada harus
membayar upah berupa sandang pangan
betapa sedihnya SIDARTHA mendengarnya
semua itu seperti pisau menghujam di
jantungnya dan seperti tak berguna hidupnya
bergelimang harta tapi tidak pernah memberi
yang terbaik buat rakyatnya disuruhnya orang
kepercayaannya untuk pulang ke istana
membawa bajunya yang mewah dan berganti
baju berbahan karung goni dan disinilah awal
perjalanan SIDARTHA dimulai dimana
SIDARTHA GAUTHAMA mendatangi guru untuk
mempelajari ajaran tentang kehidupan
kebersamaan terhadap sesama dengan sesama
umat manusia 5 tahun belajar tapi tidak ada
ketenangan jiwa dan merasa belum
mendapatkan suatu kepuasan diri.
Apa yang SIDARTHA inginkan lalu berpikir apa
saya harus menjalanin puasa tidak makan dan
tidak minum tapi sebelum itu dia mencoba
mengajarkan ajaran tersebut dan akhirnya ada
pengikut setia kemana dia pergi yang dimana
SIDARTHA bersila dan konsentrasi untuk
mendapatkan wahyu duduk dipohon BODIS
tersebut yang dimana diikuti oleh 5 orang
muridnya tetapi tetap belum merasakan
kekhusyukan hati lalu timbulah ide tidak makan
tidak minum dan duduk bersila selama 100 hari
dan diam saja tapi setelah selama itu tetap
tidak mendapat jawaban malah badan semakin
habis dan kondisi semakin parah dan hampir
saja nyaris kehilangan nyawanya dengan dibantu
Ibu tua memberikan susu dan makanan yang
akhirnya hanya satu orang muridnya yang tetap
setia menemani dan member makanan dan
minuman dan disinilah SIDARTHA sadar akan
perbuatannya bahwa dengan berbuat begitu
tidak ada artinya bukan jadi baik malah tidak
baik dan tidak akan menyelesaikan masalah
malah akan timbul masalah baru dan membuat
diri semakin terpuruk
Pada saat SIDARTHA berjalan hendak ke danau
besar tiba-tiba terdengar pembicaraan bapak
dan anak setelah mendengar itu semua
SIDARTHA baru mengerti makna apa arti dari
suatu kehidupan bahwa kita tetap makan seperti
biasa hanya takarannya saja yang diubah sedikit
makanan dan lebih banyak ke buah-buahan,
setelah mandi dan kembali lagi ke taman yang
dimana duduk di pohon BODIS tersebut dan
mulailah sidartha berdoa dan berdiam diri
dengan khusyuknya selama 40 hari 100 hari
barulah mendapatkan wahyu dari TUHAN
melalui utusannya BUDHHA SI TAPAK SAKTI
yang dimana SIDARTHA diajarkan cara untuk
mengerti apa makna dari kehidupan yang
pertama diajarkan dalam hal perbuatan dharma
bakti dan beramal kepada sesama umat apa bila
mereka dalam kesusahan dengan keikhlasan
hati lalu dicatat oleh muridnya yang dengan
setianya yang dimana SIDARTHA mulai
mendalami dharma bakti dimana tidak boleh
curang tidak jujur harus jujur dan kesusilaan
tidak boleh mencaci maki orang dan dipelajari
dulu masalahnya baru bisa mengambil
keputusan yang tidak memberatkan orang tidak
boleh mengambil hak orang lain yang nanti
dimana amal baiknya hilang setelah mempelajari
itu semua terus diajarkan bagaimana berpolitik
dengan baik dan jujur tidak menyusahkan
manusia dan mengajarkan tata cara perkawinan
dan harta warisan dan dimana semua itu apabila
manusia sudah sampai titk yang telah
ditentukan akan menemukan ketenangan dan
SIDARTHA diajarkan bermain hati yang paling
dalam yang dimana harus punya pikiran dan hati
bersatu supaya bisa mengendalikan emosi
keserakahan dan ketamakan dalam hidup
setelah semua diajarkan dan diberikan
kelebihan untuk membantu umat manusia
berjalan dari tempat ketempat dan dari desa ke
desa dan terus kekota mulailah ajaran budhha
dan mulailah orang banyak bertanya kepada
SIDARTHA dan ada salah satu pengikutnya
bertanya dimana kami akan berdoa apabila guru
tidak ada bagaimana kita berdoa yang dimana
telah mengajarkan ajaran doa-doa memuja
kepada TUHAN dan dimana terpikirlah
SIDARTHA bagaimana mereka akan berdoa
apabila tidak ada tempat berdoanya kepada
TUHAN dan mendoakan juga leluhurnya
memohon kepada TUHAN dan dimana
SIDARTHA yang diutus untuk menyambungkan
mereka kepada TUHANnya setelah SIDARTHA
berdoa kepada TUHAN lalu diturunkan wahyu
dan mengatakan buatlah KUIL untuk berdoa
semua manusia nantinya, setelah jadi SIDARTHA
merasa bahwa tugasnya sudah hampir selesai
jadi SIDARTHA lebih banyak istirahat sesekali
menerima tamunya dan pada uisa sudah
mencapai 80TAHUN barulah beliau meninggal
tapi sebelum meninggal sempat menulis kitab
yang megajarkan untuk manusia untuk Negara
dll, yang kemudian diserahkan kepada muridnya
dan seterusnya hingga kini.
Inilah perjalanan manusia yang nantinya buat
suatu kajian bahwa manusia apabila hati tidak
dibersihkan dengan air suci atau apa saja dan
diniatkan untuk berbuat baik akan menghasilkan
baik sampai akhir hayatnya


Salahkah ?

0 komentar

Perjalanan Syekh Abu yazid menuju ka'bah memakan
waktu 12 tahun penuh.

Hal ini , kerana setiap kali
bersua dengan sesoarang pemberi khutbah, yang
memberikan pengajaran di dalam perjalannnya
itu, Abu Yazid segrea mebentangkan sajadahnya
dan melakukan solat sunat 2 rakaat.

Mengenai hal ini Syekh Abu Yazid berkata: ” ka'bah
bukanlah seperti serambi istana raja, tetapi suatu
tempat yang dapat dikunjungi orang setiap saat”.
Akhirnya sampailah ia ke ka'bah tetapi ia tak
pergi ke Madinah pada tahun itu juga.
”Tidaklah wajar kunjungan ku ke Madinah hanya
sebagai pelengkap saja”,
Syekh Abu Yazid Al busthami
menjelaskan , ”Aku akan mengenakan pakaian
Haji yang berbeda bila mengunjungi Madinah ”.

Tahun berikutnya sekali lagi ia menunaikan
ibadah haji. Ia mengenakan pakaian yang berbeda
untuk setiap tahap perjalanannya sejak mulai
menempuh padang pasir.

Di sebuah Pekan dalam
perjalanan tersebut, suatu rombongan besar
telah menjadi anak muridnya dan ketika ia
meninggalkan tanah suci, banyak orang yang
mengikutinya.

”Siapakah orang-orang ini?”, ia bertanya sambil
melihat ke belakang. “Mereka ingin berjalan
bersamamu”, tedengar sebuah jawaban.

“Ya Allah”, Abu Yazid memohon, “janganlah
Engkau tutup penglihatan hamba-hamba Mu
kerana ku”.

Untuk menghilangkan kecintaan murid tadi
kepadanya dan agar diri nya tidak sampai
menjadi penghalang bagi mereka , maka setelah
selasai malakukan sholat Subuh,
Abu Yazid berseru kepada mereka:

“sesungguhnya Aku adalah Tuhan mu, Tiada
Tuhan selain Aku dan kerana itu sembahlah aku”.

“Abu Yazid sudah gila!”, seru mereka kemudian
meninggalkannya.