Tauhid Sifat
Ketika kita mengatakan bahwa satu cabang
tauhid adalah Tauhid Sifat (pengesaan Tuhan
dalam sifat), maksudnya ialah; sebagaimana
Dzat-Nya adalah azali (tidak bermula) dan abadi
(tidak berakhir), pun sifat-Nya,seperti ilmu, kuasa,
dan lain sebagainya azali dan abadi. Ini dari satu
sisi.
Dari sisi lain, sifat ini bukanlah tambahan ( zâ’id )
dari luar Dzat-Nya, tidak memiliki sisi aksidental
( ‘âridh ) dan teraksiden ( ma’rûdh ), melainkan sifat
ini adalah Dzat-Nya sendiri.
Dan dari sisi ketiga, sifat-Nya tidak terpisah
dengan sifat yang lainnya. Maksudnya, ilmu dan
kuasa-Nya adalah satu, dan keduanya adalah
Dzat-Nya itu sendiri.
Penjelasan
Bilamana kita merujuk kepada diri kita sendiri,
kita melihat pada mulanya kita tidak memiliki
satu pun sifat-sifat yang melekat pada diri kita.
Tatkala kita terlahir ke dunia ini, kita tidak
memilki ilmu, juga tidak memiliki kekuasaan.
Secara gradual, sifat-sifat ini terbina dalam diri
kita. Dengan dasar ini, sifat-sifat yang kemudian
muncul ini adalah perkara-perkara “lain” dari luar
diri ( dzat ) kita. Oleh karena itu, mungkin saja
suatu hari kekuatan, ilmu dan pengetahuan yang
kita miliki akan sirna. Dan juga dengan jelas kita
melihat, antara ilmu dan kekuasaan yang kita
miliki terpisah satu dengan yang lainnya.
Kekuasaan berada pada raga kita dan ilmu
berada pada ruh kita.
Akan tetapi, Tuhan sama sekali tidak dapat
dikonsepsikan seperti di atas tadi. Seluruh Dzat-
Nya adalah ilmu, dan seluruh Dzat-Nya
merupakan kuasa. Dan segala sesuatu yang ada
pada-Nya adalah satu. Tentu saja kita
memastikan bahwa makna-makna ini tidak
berada pada diri kita. Sifat-sifat dengan makna
seperti ini tidak akrab dan tampak ruwet. Mak
tidak ada jalan bagi kita selain menggunakan
kekuatan logika dan filsafat, serta penalaran
cermat.penjelasan ini terlalu singkat untuk mengguak mistemaha besar ini, namun kita mengharap ridho Allah akan pemahaman yang banyak dan dalam akan masalah yang maha ghaib ini. Wallahu a'lam.
Lebih Menarik Lagi: