-
Ciri-ciri khas hidup keakhiratan/alam malakut.
-
Selalu zikir, tasbih, tahmid dan takbir.
-
Selalu taat terhadap perintah Allah.
-
Tidak pernah makan dan minum.
-
Tidak berumah tangga.
-
Tidak pernah sakit atau berobat.
-
Tidak pernah sibuk/disibukkan mencari dan mengeluarkan biaya hidup.
-
Tidak pernah tidur dan beristirahat.
-
Menyampaikan petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia.
-
Dan lain-lain yang bersifat kerohanian.
-
Ciri-ciri khas hidup keduniaan.
-
Sibuk mancari dan mengeluarkan biaya hidup.
-
Mementingkan dan mengutamakan kepentingan perut, pakaian dan perumahan.
-
Sibuk dengan kepentingan jasani.
-
Sibuk dengan urusan rumah tangga atau masyarakat yang semata-mata duniawi.
-
Lebih mementingkan diri pribadi.
-
Berusaha sekuatnya mempertahankan hidup.
-
Memerlukan waktu istrahat dan tidur.
-
Sering menunjukkan permusuhan.
-
Dan lain-lain yang bersifat jasmaniah serupa hayawaniah.
Sementara kalangan filsafat menyatakan pendapatnya, bahwa manusia ini adalah ” hayawanun – nathiq “ (binatang yang mampu berbicara dan berakal)
Manusia menghimpun dua unsur yang berlawanan, yaitu unsur malakiyah (kemalaikatan) dan Hayawaniah (kebinatangan) atau juga disebut unsur samawi (langit) dan unsur ardli (bumi).
Kedua
unsur ini ada pada diri manusia saling tarik menarik siapa yang menang
dalam pergulatan itu, maka di sanalah manusia ini akhirnya. Apabila dia
tertarik oleh unsur malakiyah atau samawi maka beruntunglah manusia itu.
Tetapi sebaliknya bila tarikan unsur hayawani atau ardli lebih kuat,
maka rugilah manusia itu.
Maka
untuk menjawab pertanyaan diatas, ambillah contoh Nabi Sulaiman a.s.
yang kaya raya tapi tidak tersangkut hati dengan kekayaan, hatinya
bener-benar rumah Allah, selalu dzikir dan puji kepada Allah, kekayaan
dan harta bukan tempatnya dihati.
Ambillah
pula contoh Nabi Yusuf a.s. berpangkat dan rebutan wanita, Tanda
pangkat hanya sekeping perak atau tembaga atau sekedar emas sepuhan,
bukan letaknya di hati, tetapi terletak di bahu kanan atau kiri, bisa
dilepas bisa di pasang, tidak pula beliau tersangkut hati pada wanita
dalam hatinya, karena hati ini mutlak sepenuhnya tempat zikir kepada
Allah.
Inilah
jawaban atas pertanyaan diatas, suatu cara yang mudah, hati dan roh
adalah unsur langit, janganlah dia dijatuhkan ke bumi menjadi makanan
binatang, cara ini adalah cara yang selamat. Ikutilah ajaran Allah dan
Rasul dan ikutilah jejak Arif Billah, sediakan hati sepenuhnya untuk
Allah, karena allah dengan Allah dan dari pada Allah.
Terkhusus ulasan dalam label Ilmu Makrifat dalam Blog Legenda Tauhid ini, saya berharap bermanfaat, bagi pembaca, namun saya juga tidak berharap anda paksakan memahami artike-artikel ini.subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.
Lebih Menarik Lagi: